Abdul Wahid Dibalik Tyyana Coffee Berhasil Jadikan Kopi Sebagai Jembatan ke Pasar Global

photo author
- Sabtu, 6 September 2025 | 18:35 WIB
Ketua KADIN Kota Padangsidimpuan Julpan Tambunan bersama Direktur Eksekutif KADIN meninjau pengeringan biji kopi milik Abdul Wahid di Desa Aek Sabaon, Tapsel (Realitasonline.id/Riswandy)
Ketua KADIN Kota Padangsidimpuan Julpan Tambunan bersama Direktur Eksekutif KADIN meninjau pengeringan biji kopi milik Abdul Wahid di Desa Aek Sabaon, Tapsel (Realitasonline.id/Riswandy)

Realitasonline.id - Tapanuli Selatan | Di kaki bukit yang hijau di Desa Aek Sabaon, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), aroma khas kopi menyeruak dari kebun yang terhampar luas. Di sinilah cerita tentang ketekunan, cinta pada alam dan mimpi yang tak pernah padam tumbuh bersama pohon-pohon kopi.

Cerita itu datang dari seorang petani bernama Abdul Wahid Harahap, sosok dibalik Tyyana Coffee, merek kopi lokal yang kini namanya harum hingga ke mancanegara.

Kamis (4/9/2025), suasana desa yang sejuk itu terasa berbeda. Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Padangsidimpuan, Julpan Tambunan, datang berkunjung. Ia datang bukan sekadar silaturahmi, tetapi untuk belajar langsung dari perjalanan seorang petani yang berhasil menjadikan kopi sebagai jembatan ke pasar global.

Baca Juga: Secangkir Kopi Dingin Satukan Polisi, Mahasiswa dan Ojol di Medan Ditengah Unjuk Rasa

Tyyana Coffee lahir dari tekad dan mimpi besar Abdul Wahid pada tahun 2010. Saat itu, ia hanya memiliki pengetahuan sederhana tentang kopi dan modal yang sangat terbatas. Namun, cinta dan rasa ingin tahu yang besar membuatnya terus belajar, baik dari pengalaman maupun dari alam yang ia hadapi setiap hari.

“ Saya memulai semuanya dari nol. Menanam kopi itu seperti membesarkan seorang anak. Ia harus dirawat dengan hati, diberi perhatian, dan dipahami kebutuhannya, ” tutur Wahid sambil menatap hamparan pohon kopi di kebunnya.

Kini, hasil perjuangan itu nyata. Produk kopi dari Marancar tidak hanya diminum di kafe-kafe lokal, tetapi juga dinikmati penikmat kopi di berbagai negara.

Baca Juga: TikTokers ubah mobil jadi “cafe berjalan” viral, interior Alphard dirombak jadi tempat kopi dan content creation

Perjalanan Tyyana Coffee juga tak lepas dari dukungan pemerintah. Wahid bercerita tentang bantuan yang pernah ia terima dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), saat dipimpin Menteri Siti Nurbaya. Bantuan senilai hampir Rp2 miliar itu diberikan dalam bentuk bangunan dan peralatan pengolahan kopi modern.

“ Bantuan itu sangat membantu kami meningkatkan kualitas produksi. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana kami terus menjaga kepercayaan dengan tetap menghasilkan kopi terbaik, ” jelas Wahid.

Selain itu, Wahid juga pernah diundang menjadi pembicara dalam pelatihan daring untuk para praktisi kopi. Dengan senyum bangga, ia mengungkapkan bahwa honorarium dari pelatihan dua jam tersebut bahkan melampaui penghasilan seorang ASN selama satu tahun.

Baca Juga: Diberdayakan BRI, UMKM Kopi Asal Toraja Ini Bisa Ekspor dan Jadi Pemasok Coffee Shop di 5 Negara

“ Itu bukan soal uang, tapi pengakuan bahwa ilmu dan pengalaman yang saya kumpulkan selama ini dihargai, ” ujarnya dengan mata berbinar.

Meski kisah suksesnya telah menginspirasi banyak orang, Wahid tetap berpijak pada realitas. Ia menyadari bahwa masih banyak petani kopi yang menghadapi tantangan besar, mulai dari akses pasar, keterbatasan modal, hingga perubahan iklim yang memengaruhi hasil panen.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mery Ismail

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB
X