Zulfiqar lalu menukil satu ayat dalam Al Qur'an, ketika Nabi Yakub saat berkomunikasi kepada anaknya, Nabi kuatir tentang aqidah anaknya ketika dia telah wafat. Bertanya kepada anaknya, apa yang disembah setelah nabi Yakub wafat, Allahu Ahad (Allah yang Esa) jawab anak-anaknya.
Nabi Yaqub bukan bertanya, apa yang akan dimakan anaknya ketika dia wafat.
Baca Juga: Mercedes-Benz GLC EV 2026: Revolusi Teknologi dan Kecanggihan AI dalam Segmen SUV Mewah
"Ini penting untuk para orangtua, jangan nanti kita meninggal anak kita berkelahi gara-gara harta. Jadi jangan dipikirkan anak-anak adalah perut, jadi koruptor, penggarong nanti. Tapi kalau agama yang dipikirkan yakinlah inilah mendidik kita untuk generasi yang akan datang", ujarnya.
Zulfiqar Hajar mengingatkan bahwa negara saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ada banyak pejabat dan wakil rakyat tidak menunjukkan rasa keadilan, kemewahan yang sering dipertontonkan. Hartanya melimpah, sementara banyak rakyat hidup dibawah garis kemiskinan.
Di depan Pejabat dan Ulama serta para Tokoh yang hadir, Zulfiqar Hajar menegaskan ciri-ciri kemunafikan. Seperti berdusta, berbohong dan tidak amanah.
"Inilah akibat-akibatnya, maka dari itu saya ingatkan ke Presiden sampai kepada Wali Kota, betul-betullah kalian memegang amanah ini. Kalian diangkat oleh rakyat, maka jagalah rakyat ini. Insyaa Allah dengan adanya anak-anak dididik di sini (Pesantren Tahfidz Allahu Ahad) itulan calon-calon pemimpin masa mendatang nanti", imbuhnya.
Dengan bersinerginya Umara, Ulama beserta umat untuk membangun terutama pendidikan agama, Zulfiqar Hajar berharap negara menjadi negara yang baldatun thoyyibatun warrobbun ghoffur, negara yang makmur, sejahtera, adil dalam keberkahan.(IW)
