Sampah Bernilai Emas. PTAR dan Warga Aek Pining Ubah Plastik Jadi Rupiah

photo author
- Sabtu, 13 September 2025 | 10:36 WIB
Masyarakat Aek Pining cukup antusias dengan program ecobrick
Masyarakat Aek Pining cukup antusias dengan program ecobrick

Realitasonline.id - Batangtoru | Suasana Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) tampak berbeda, bila dilihat aktivitasnya pada hari-hari biasa yang ramai dikunjungi masyatakat untuk pengurusan dokumen pemerintahan.

Kamis (11/9/2025), puluhan warga kaum perempuan yang didominasi kalangan ibu rumah tangga terlihat berkumpul di kantor Kelurahan, membawa botol plastik yang di dalam botol dipenuhi potongan sampah anorganik.

Botol plastik yang berisi potongan sampah itu, bukan untuk dibuang, melainkan untuk diserahkan sebagai ecobrick, sebuah inovasi pengelolaan sampah yang kini mulai menjadi gerakan bersama warga.

Baca Juga: Tanpa Plank Proyek, Pengecoran Jalan di Simpang KIM Medan Menjadi Perhatian dan Keresahan Publik

1. Puji Lestari, Pengurus Pokja Ecobrik Coklin atau Gocap Bank Sampah Aek Pining bersama tim dari PTAR memperlihatkan produk ecobrick
1. Puji Lestari, Pengurus Pokja Ecobrik Coklin atau Gocap Bank Sampah Aek Pining bersama tim dari PTAR memperlihatkan produk ecobrick

Program ini digagas oleh PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung pengelolaan lingkungan berkelanjutan sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.

Kegiatan ini tidak sekadar mengumpulkan botol plastik berisi sampah. Setiap ecobrick yang diserahkan warga memiliki nilai ekonomi karena akan ditukar dengan sejumlah 'rupiah' melalui Bank Sampah Desa Aek Pining.

“ Kami ingin menunjukkan bahwa sampah plastik tidak harus berakhir mencemari selokan dan permukiman warga. Dengan ecobrick, limbah bisa menjadi bahan bangunan yang berguna, bahkan sumber penghasilan tambahan bagi warga, ” kata Puji Lestari, Pengurus Pokja Ecobrik Coklin atau Gocap Bank Sampah Aek Pining.

Baca Juga: Viral, Kejaksaan Negeri Langkat Geledah Kantor Dinas Pendidikan soal Proyek Pengadaan smartboard

Kelurahan Aek Pining sebelumnya menghadapi persoalan klasik penumpukan sampah plastik. Plastik sekali pakai dari warung, kemasan mie instan, hingga botol minuman banyak ditemukan berserakan di sekitar permukiman dan lahan pertanian.

2. Pengurus Bank Sampah Aek Pining menerima produk ecobrick dari warga masyarakat
2. Pengurus Bank Sampah Aek Pining menerima produk ecobrick dari warga masyarakat

Selain merusak pemandangan, sampah plastik juga berpotensi mencemari sungai Batangtoru yang menjadi sumber air utama bagi warga. Dari keresahan inilah, ide ecobrick mulai dikenalkan.

Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah plastik non organik, seperti kantong kresek dan plastik pembungkus. Hasilnya dapat diolah menjadi barang bernilai ekonomis

“ Program ini bukan sekadar mengelola sampah, tapi juga mengedukasi masyarakat bahwa plastik masih bisa dimanfaatkan, bukan musuh, ” jelas Puji Lestari.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB

Terpopuler

X