Terutama di daerahnya yang sangat minim jaringan sinyal internet membuat Dia dan anaknya mempercayakan sepenuhnya pendaftaran anaknya ke panitia PPDB SMA 1 Pangaribuan.
" Saya tidak tahu lagi Amang kemana mengadu, anak Saya tidak lulus ke SMA 1 Pangaribuan akibat ketidaktahuan kami menggunakan aplikasi pendaftaran online," ucapnya dengan nada sedih.
Oleh karena itu, Dia mempercayakan ke pihak sekolah agar mendaftarkan anaknya karena mereka buta sama sekali menggunakan aplikasi PPDB Online.
" Saat itu Pak Siregar Kepala Sekolah jumpa dan meminta salah satu Guru marga Simatupang membantu mendaftarkan, kami tidak tahu jalur-jalur apa yang digunakan karena kami tidak mengerti, yang saya tahu bagaimana anak saya bisa melanjut sekolah," ungkapnya.
Namun, tidak tahu apa penyebabnya, Raden menyebutkan anak ketiganya itu tidak lulus.
" Saya tidak tahu mau gimana lagi Amang, hanya satunya sekolah SMA Negeri di Pangaribuan tidak ada Sekolah SMA swasta, saya kejar ke Negeri karena kami tidak mampu menyekolahkan Dia ke luar daerah apalagi swasta," ujarnya Raden yang kesehariannya sebagai petani.
Dengan tidak diterimanya anaknya di SMA N 1 Pangaribuan, Raden menegaskan terpaksa untuk tahun ini anaknya tidak akan bersekolah.
" Biarlah dia dulu ke sawah membantu kami, karena kami tidak mampu menyekolahkan dia baik ke swasta maupun ke luar Pangaribuan," ucapnya.