Sementara Syahrul M Pasaribu, Bupati Tapsel periode 2010-2015 dan 2016-2021, yang menjadi pembicara seminar ini menyebutkan, dunia kampus tidaklah asing baginya. Ia pernah bergabung di Senat dan Dewan Mahasiswa.
Organisasi juga mampu menempah mahasiswa menjadi pribadi yang lebih unggul dan mandiri. Namun, mahasiswa tidak boleh larut berorganisasi sehingga lupa tugas belajar. Sejarah harus diingat dan dijadikan motivasi agar dalam menjalankan program tidak lari dari rel yang digariskan oleh suatu institusi.
" Agar tidak dicap sebagai penghianat, jangan pernah memanipulasi sesuatu keadaan dan jangan juga pernah melupakan almamater, kalian sebagai kader bangsa jangan sekali-kali melupakan sejarah, " pesannya.
Dewan Penasehat MW KAHMI Sumut dan Ketua Dewan Penasehat MD KAHMI Tapsel ini bercerita bagaimana perannya dalam menyukseskan peralihan status STAIN menjadi IAIN Padang Sidempuan.
Saat itu katanya, Ketua STAIN dijabat Dr. Ibrahim Siregar yang sekarang sudah Profesor. Syahrul sendiri ketika itu masih menjabat Bupati Tapsel untuk periode yang pertama.
Ibrahim mengutarakan cita-citanya menaikkan status STAIN menjadi IAIN Padang Sidempuan, dengan persyaratan antara lain harus ada lahan seluas 2 hektar. Syahrul pun menyambut itu dan siap membantu dan bersinergi mewujudkannya. Bahkan menghibahkan tanah pertapakan 4 hektar yang saat itu dimaksudkan untuk kampus fasca sarjana di areal perkantoran Pemkab Tapsel di Sipirok untuk percepatan peningkatan status STAIN menjadi IAIN yang seterusnya menjadi UIN.
Beberapa hari kemudian mereka ke Jakarta dan akan menemui Menteri Agama yang saat itu dijabat Surya Darma Ali. Namun karena Menteri sedang tugas ke daerah, mereka diminta bertemu dengan salah seorang Direktur Jenderal (Dirjen).