" Mahasiswa selaku agen pembaharu sekaligus pemilik masa depan haruslah mengisi diri. Daya kritis harus muncul dan tidak boleh iya-iya saja, Jika ingin menyampaikan aspirasi baiknya kuasai apa yang ingin dikoreksi ataupun disampaikan ke pemerintah, " pesan Syahrul.
Selain itu konsistensi dan kejujuran juga sangat penting, jangan plin plan. Pembangunan tak hanya dalam fisik saja, tetapi termasuk dalam kerangka berpikir. Jangan berhenti berinovasi dan membaca, apalagi, di era digitalisasi, secara tidak langsung membuat semua dimudahkan. Tetapi jangan sampai lupa yang substantif dan jangan pula ketinggalan informasi.
Terkait kepemimpinan, bagi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) DPD Partai Golkar Sumut ini, apapun jabatannya di organisasi atau institusi, jalankanlah dengan baik dan bertanggungjawab, apalagi jabatan atas pilihan rakyat maka haruslah mengabdi kepada rakyat yang dipimpinnya.
" Pemimpin harus pintar merasa dan bukan merasa pintar, serta selalu rendah hati atau jangan pernah sombong, " tutupnya.
Diakhir seminar sesi pertama, Syahrul meyerahkan buku, "Kaleidoskop Dua Periode Kepemimpinan Bupati Tapanuli Selatan', Kepada Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr.Ikhwanuddin Harahap, M.Ag dan Presma UIN Syahada Afrinal Anwar dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan Dr.Anhar, M.A yang juga turut hadir bersama civitas akademika UIN Syahada lainnya.
Sedang pemateri pada sesi kedua adalah Guru Besar IAIN Langsa Prof. Dr.Ismail Fahmi Arrauf Nasution,MA dengan judul "Pengembangan Mahasiswa Dalam Pembangunan Daerah'. (RI)
