Kedua, bermanfaat bagi para da’i. Para da’i atau penceramah diyakini akan lebih serius menyiapkan bahan ceramah sebelum tampil jika pihak BKM Masjid menentukan topik ceramah.
Ini merupakan pendidikan yang berharga bagi para da’i sehingga mereka akan tampil penuh persiapan. Sejalan dengan ungkapan dalam ilmu retorika “Naik tanpa persiapan turun tanpa penghormatan”.
Bahkan ada yang menambahkan “Naik tanpa persiapan turun bakal tidak diundang lagi”. Walaupun diawal mungkin agak merepotkan da’i tetapi jika bahan ceramah ini diabadikan ke depannya akan lebih mudah. Ada pepatah yang mengatakan “ Sekuat-kuat ingatan seburuk-buruk tulisan”.
Baca Juga: Kultum Ramadhan Singkat: Bagaimana Niat Puasa?
Maksudnya biasakanlah menulis apa yang disampaikan karena itu lebih abadi dibanding mengandalkan ingatan yang akan berkurang terus-menerus sesuai tingkat penuaan.
Ketiga, bermanfaat untuk pengelola BKM Masjid. Para jemaah yang jatuh cinta ke Masjid karena pengelolaan ceramah yang efektif akan berimbas pada apresiasi jemaah dalam segala hal ke Masjid.
Demikian juga penentuan materi ceramah akan menjadi tolok ukur dan bahan analisis pihak BKM tentang tingkat perubahan pola sikap jemaah dengan dakwah yang diberikan.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya jika ceramah-ceramah para dai tersebut direcord ditabulasi tidak menutup kemungkinan itu bisa dijadikan buku dan diberikan kembali kepada jemaah yang membutuhkan menjadi amal jariah BKM Masjid, para jemaah dan tentu para da’i yang menyampaikan.
Maka menurut Muktarruddin yang juga dosen UIN Sumatera Utara Medan ketika ditanya tentang penentuan materi ceramah malam ramadhan minimal sebelum penceramah tampil pihak BKM Masjid membisikkan materi yang disampaikan penceramah sebelumnya.
Dengan itu penceramah minimal bisa membedakan fokus kajian materi yang akan disampaikan. Diharapkan, dengan penentuan materi ceramah malam ramadhan eksistensi Masjid sebagai rumah Allah dan rumah dakwah kaum muslimin lebih makmur dan diharapkan menjadi sarana terbaik membangun umat dan bangsa.(IW)
