Tapanuli Selatan - Realitasonline.id | Warga Desa Bandar Tarutung Angkola Sangkunur Tapanuli Selatan (Tapsel) bersuka cita menyambut Safari Ramadhan Partai Golongan Karya (Golkar) Tapsel di Masjid Baiturrohim, kemarin.
Safari Ramadhan dipimpin Ketua DPD Partai Golkar Tapsel Rahmat Nasution dengan mengundang Bupati Tapsel dua periode (2010-2015 dan 2016-2021) Syahrul Pasaribu.
" Terimakasih telah mengunjungi desa kami. Ini suatu kehormatan dan kami sangat bangga adanya Safari Ramadhan di bulan penuh berkah ini dikunjungi dua sosok pemimpin Partai Golkar yang telah menghadirkan perubahan besar terhadap kondisi infrastruktur di desa kami, " ujar Kepala Desa Bandar Tarutung Sulhan Sihombing.
Ia menyebut geliat pembangunan terasa begitu kencang di masa kedua tokoh Tapsel tersebut memimpin. H. Rahmat Nasution sebagai Ketua DPRD dan Syahrul Pasaribu Bupati Tapsel.
" Kami merasa, berkat kolaborasi dan sinergitas yang baik di antara bapak berdua inilah, terjadi percepatan pembangunan di desa kami. Bapak berdua tahu betul kebutuhan rakyat, " sebutnya.
Penilaian serupa diutarakan tokoh masyarakat Bandar Tarutung, Mhd. Nahrowi. Menurutnya, tak sekedar mewujudkan pembangunan, keduanya juga kerap hadir di tengah-tengah masyarakat.
" Apalagi pak Syahrul di saat masih Bupati. Sering datang dan melintasi desa kami tanpa diketahui. Begitu pedulinya beliau kepada kami, sehingga cari tahu sendiri apa kesulitan kami, " kenangnya.
Maka tidak heran, kata Nahrowi, sosok Syahrul Pasaribu sangat dikenal oleh masyarakat karena gaya kepemimpinannya yang merakyat. Warga sering bertemu dan disapa langsung Syahrul.
Baca Juga: 4 Janda Wartawan Serasa Dapat Hadiah Lebaran 2023 Dari PWI Tabagsel
" Sedikit sekali figur pejabat seperti pak Syahrul dan pak Rahmat di Tapsel ini. Mau mendengar keluhan warga lalu mencarikan solusinya, dengan gaya komunikasinya yang bersahaja, " ujarnya.
Terbiasa dengan pola kepemimpinan seperti itu, Nahrowi merasa suasananya kini agak berubah. Setelah Tapsel tidak lagi dipimpin Syahrul dan Rahmat, pembangunan cenderung melambat.
" Setelah pak Syahrul pensiun, kami merasa ada perlambatan pembangunan. Bahkan, jalan yang dulu bapak bangun, kini kondisinya mulai rusak dan tidak ada perawatan sama sekali, " keluhnya.
Intensitas keakraban antara pemerintah dengan masyarakat juga Nahrowi rasakan berubah total. Belum pernah ada momen bagi warga untuk bisa berkeluh kesah langsung kepada pemimpinnya.