Pria yang akrab dengan panggilan Mancong membeberkan beberapa alasan mendukung Pasangan H Mukhlis - Razuardi. Kata dia, di antaranya H Mukhlis banyak menciptakan lapangan kerja untuk warga Bireuen dan sekitarnya. Mukhlis juga membantu pembangunan mesjid, meunasah, dayah, membangun rumah orang miskin.
"Haji Mukhlis membantu warga dengan uang pribadi, bukan uang negara. Bahkan ada jalan yang dibangun dengan uang pribadinya. Rumah dhuafa juga banyak dibangun dengan uang dari kantong pribadi. Beliau juga sukses menciptakan lapangan kerja yang dinikmati lebih 2.000 orang di Kabupaten Bireuen," ujar Mancong.
Terhadap sosok Razuardi, Mancong yang merupakan alumnus STM Negeri Bireuen berpandangan sama dengan Darwansyah.
"Pak Razuardi pernah menjadi Sekda Bireuen dan Sekda Aceh Tamiang. Selama menjabat, baik di Bireuen maupun di Aceh Tamiang tidak pernah bermasalah, karena beliau memahami aturan, berintegritas. Menurut saya, sangat pantas Haji Mukhlis dan Pak Razuardi kita sebut sebagai Bapak Pembangunan," urai Mancong yang disambut aplaus hadirin.
Ditambahkannya, ketika menjabat sebagai Sekda Kabupaten Bireuen, Razuardi sukses membawa kabupaten hasil pemekaran Aceh Utara ini keluar dari keterpurukan bidang keuangan akibat utang daerah.
"Pak Razuardi berhasil menyelamatkan Bireuen dari ancaman bangkrut. Keuangan daerah mulai tahun 2011 terus membaik, sehingga yang memimpin Kabupaten Bireuen pada periode 2012-2017 tidak ada lagi menanggung beban utang daerah," papar pria yang pernah aktif di kepolisian dengan pangkat Bintara.
Baca Juga: Polres Taput Terus Selidiki Kasus Pengeroyokan dan Pengrusakan di Pahae Jae
Mancong dihadapan pendukung paslon nomor urut 3 mengatakan dirinya kecewa karena ada pihak yang sengaja menyebarkan fitnah terhadap H Mukhlis dan Razuardi.
Individu tak bertanggungjawab itu, sebut Mancong melemparkan isu H Mukhlis tak mampu membaca Alquran yang merupakan syarat calon kepala daerah di provinsi berjulukan serambi mekkah.
"Padahal pada uji baca Alquran di Mesjid Agung Bireuen, Haji Mukhlis bagus bacaannya. Perlu digarisbawahi mampu membaca Alquran di sini, bukan harus seperti mengikuti MTQ atau musabaqah," pungkasnya. (AJ)