Sebut Rizki dalam perjalanan menuju kampungnya, Istiarsyah singgah di mesjid kawasan Desa Alue Bili, Kecamatan Baktya, Kabupaten Aceh Utara. Tujuan singgah di mesjid pada lintas nasional itu adalah untuk menunaikan salat zuhur.
Ketika itu anak Istiarsyah mengangkat sebuah kota amal yang ada di mesjid tersebut. Nyatanya kotak amal itu telah copot kunci. Melihat kondisi kotak amal yang telah rusak, Istri Istiarsyah menyarankan uang yang ada di kotak amal itu supaya dipindahkan saja ke kotak lain. Saran dari sang istri dituruti Istiarsyah yang dikenal sebagai guru berkemampuan khusus.
Seterusnya setelah uang itu dimasukkan dalam kotak amal yang kokoh atau tidak rusak kunci, kepala SLB Muhammadiyah Bireuen, Istiarsyah minta anaknya untuk meletakkan kotak amal yang rusak itu ke balik mimbar. Tujuannya adalah apabila orang lainnya yang ingin bersedekah tidak memasukkan lagi uang ke dalam kotak yang rusak itu. Istiarsyah disebut ustaz Riski mengetahui kegiatan mereka itu terpantau kemera CVTV yang dipasang untuk mengawasi lingkungan mesjid setempat.
"Tapi karena tidak ada niat lain yaitu yang bukan bukan maka berani saja dia memindahkan uang dari kotak amal yang telah rusak ke dalam kotak amal yang masih bagus", sebut ustaz Rizki. (AJ)