Realitasonline.id - Aceh Tengah | Di masa-masa sulit karena Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah (25/11) ditimpa musibah banjir dan longsor, ratusan masyarakat mengirim dan menerima informasi dengan mengakses Internet melalui perangkat Starling.
Seperti yang terlihat di Kantor Reje Kampung Kute Lot dan Gunung Bukit Kecamatan Kebayakan, Jumat (21/11). Ratusan masyarakat baik dari warga lokal maupun warga luar Aceh. Di kantor Reje Gunung Bukit, tim BNPB Pusat yang diketua oleh Nugraha, yang terjebak di Takengon menggunakan jaringan starling untuk berkomunikasi.
Meski sangat dibutuhkan, namun pihak desa tidak bisa mengoperasikan Straling secara maksimal karena kesulitan BBM.
Baca Juga: Abu Farmadi Jadi Imam Subuh Sujud Sajdah di Mushalla Pendopo Bupati Abdya
Sebagai solusi, untuk menghidupkan Genset, pihak desa hanya bisa mengoperasikan perangkat Starling sekitar dua hingga 4 jam perhari. Sedangkan BBM nya didapat dari minyak kendaraan dan sumbangan masyarakat sealakadarnya. Namun itupun tidak bisa dilakukan setiap hari karena pasokan BBM dari luar Aceh Tengah belum ada.
Selain kelangkaan BBM, sekarang daerah penghasil arabika gayo ini terjadi, masyarakat mulai gelisah karena beras juga sudah mulai hilang di pasaran sejak Minggu (30/11) pagi.
Penulusuran realitasonline.id liputan Aceh Tengah dan Bener Meriah ke sejumlah pedagang di Kota Takengon, Minggu (30/11), siang stok beras sudah habis.
Di super market "Alfitrah" Jalan Abdul Wahab Kecamatan Kebayakan Jalan Alfitrah Kecamatan Lut Tawar misalnya. Di sana beras terakhir dijual sebanyak 15 karung. Itupun kata pemilik Super Market yang dijual adalah beras jatah untuk Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Hal yang sama juga terlihat di Pasar Paya Ilang Kecamatan Bebesen. Beras lokal dan beras karung berbahai merek juga habis.