Blangpidie - Realitasonline.id| Debit air sungai dan sejumlah sumur di rumah warga di Kabupaten Abdya (Aceh Barat Daya) berkurang bahkan ada yang kering. Bukan itu saja, fenomena alam pada musim panas ini juga membuat debit air sungai menyusut.
Amatan wartawan di lapangan, Selasa (13/6/2023), sumur di rumah-rumah warga ada yang mulai mengering juga terkadang airnya berbau karena bercampur lumpur akibat sedotan dari mesin pompa air. Kemudian, umumnya sungai yang ada di sembilan kecamatan dalam kabupaten setempat mengalami penyusutan debit air, seperti sungai (krueng) Tangan-Tangan, Krueng Alue Pisang, Pucok Krueng Alue Sungai Pinang, Krueng Susoh, Krueng Suak, Krueng Manggeng.
Baca Juga: Dinas Kominfo Aceh Selatan Gelar Pelatihan Jurnalistik Pengelola Website Pemerintah
Bahkan banyak saluran juga tak teraliri air dalam musim panas ini, sehingga pasokan air untuk kebutuhan masyarakat menjadi terganggu.
Murni warga Kecamatan Tangan-Tangan mengaku kewalahan dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari yang berhubungan langsung dengan sungai. Baik untuk kebutuhan minum termasuk mencuci atau kebutuhan lainnya. Lalu selama musim panas melanda Abdya, kebanyakan debit air di sumur warga banyak yang berkurang.
Selain itu, kebutuhan air untuk suplai air ke areal persawahan juga susah untuk didapat, lantaran saluran air yang biasa mensuplai air ke areal persawahan juga menyusut bahkan kering.
“Debit air sangat jauh berkurang, sehingga menyulitkan kami untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam beberapa hari terakhir juga ramai warga yang mandi dan menyuci pakaian di sungai,” ujarnya.
Baca Juga: Wisuda 3104 Sarjana, Rektor UINSU Umumkan Rencana Dirikan Fakultas Kedokteran
Masrizal warga lainnya merasa khawatir jika kondisi cuaca panas dengan suhu mencapai rata-rata 31-35 derajat celcius terus berlanjut, tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan serta dapat menimbulkan masalah lain seperti kebakaran hutan serta lahan gambut.
Bahkan belum lama ini kebakaran lahan di kawasan Kecamatan Kuala Batee sempat membuat warga panik. Kondisi tanaman yang kering, membuat api dengan leluasa menghanguskan pohon di kawasan itu.
Beruntung, armada pemadam kebakaran milik Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) bergerak cepat untuk memadamkan api bersama dengan masyarakat sekitar.
Baca Juga: Dituding Pungli Soal Tarif Parkir PT FSB Berkilah Malah Minta Perda Direvisi, DPRD Medan: Setuju
Cuaca panas menyusul sengatan terik matahari pada siang hari mulai menimbulkan penyakit pada anak-anak, terutama flu, pilek dan batuk-batuk. Sehingga memaksa orangtua melarang anak-anaknya bermain di tempat terbuka pada siang hari.
“Debu banyak berterbangan akibat tiupan angin sehingga tidak baik bagi kesehatan jika beraktivitas di luar rumah saat siang hari,” imbuhnya.(Zal)