Sekarang ini dalam rumah PWI Bireuen bergabung 12 wartawan kompeten. Mereka bekerja di media yang sudah terverifikasi Dewan Pers. Dan sembilan di antara mereka sudah memenuhi syarat untuk dipilih sebagai ketua.
Yaitu, Hamdani, Ariadi B Jangka, Joniful Bahri, Murdeli, Ihkwati, Zulhelmi, Rizanur, Muhammad MY, Umar A Pandrah. Sedangkan Fajri Bugak belum memenuhi syarat untuk maju sebagai calon ketua, terbentur dengan kartu anggota biasa yang belum sampai satu tahun.
Nah, siapakah yang pantas menerima tongkat estafek ketua PWI Bireuen periode 2022-2025.
Berbicara pantas atau tidak tentu harus ada ukuran pebanding. Namun untuk menjadi Ketua PWI di satu kabupaten tentu tidak sama dengan menjadi ketua di kabupaten lainnya. Dan bukan saja sebatas itu, karakter untuk menjadi ketua satu organisasi dengan ketua organisasi lainnya juga tidak sama.
Organisasi Pers seperti PWI Bireuen tidak memiliki sumber pemasukan, kecuali mengandalkan dari iuran bulanan anggota. Hal ini dapat dimengerti sebab PWI bukan perkumpukan para pemilik ladang minyak. Maka untuk memimpin PWI haruslah orang orang yang punya "nyali" besar dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap organisasi.
Seterusnya sosok ketua haruslah cakap dan mampu menjalin berkomunikasi baik dengan mitra kerja dan dengan pihak lainnya. Hal ini perlu menjadi renungan bagi peserta sehingga Konferensi VI ini tidak melahirkan seorang ketua sekedar membuka dan menutup pintu kantor. Selamat berkonferensi. (A. Hadi Djuli)