Opini Irwansyah: Ketika Pejabat Tak Mau Menjawab, Bentuk Arogan atau Strategi Diam?

photo author
- Sabtu, 13 September 2025 | 10:10 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

Oleh : H.Irwansyah / Wartawan Harian Realitas/Realitasonline.id

Dalam sistem demokrasi, pejabat publik sejatinya adalah pelayan rakyat. Mereka digaji dari uang negara, dipilih atau diangkat untuk menjalankan amanah, dan wajib mempertanggungjawabkan tindakan serta kebijakan yang mereka ambil. Sayangnya, tidak semua pejabat memahami esensi dari peran tersebut. Salah satu contohnya terlihat dari maraknya sikap pejabat yang enggan memberi tanggapan saat dimintai keterangan oleh wartawan.

Fenomena "diam seribu bahasa" ini menjadi ironi ketika publik justru sangat membutuhkan kejelasan dan transparansi. Dalam banyak kasus baik dugaan korupsi, kebijakan yang merugikan rakyat, atau proyek bermasalah wartawan kerap kali hanya disambut dengan pintu tertutup, atau pernyataan singkat yang tidak menjawab inti persoalan.

Pentingnya Media Sebagai Jembatan Informasi

Wartawan bukan sekadar pemburu berita sensasional. Mereka adalah perpanjangan tangan masyarakat. Ketika mereka bertanya, itu bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk menyuarakan keresahan publik. Maka, ketika seorang pejabat menolak diwawancarai, tak merespon kala dikonfirmasi, atau memilih menghindar, itu bukan hanya menutup diri dari media, tetapi juga menutup diri dari rakyat.

 

Baca Juga: Opini Sunarji Harahap: Purbaya Yudhi Sadewa, Sri Mulyani dan 4 Kegagalannya

 

Tak terkecuali satu pengalaman penulis saat meminta konfirmasi kepada pejabat eselon II Pemko Medan terkait masalah teknis. Padahal termasuk masalah sederhana yang ditanyakan, namun begitulah, diam seribu bahasa.

Dengan fungsi yang strategis sebagai mitra kerja Pemko, sebelumnya Walikota Medan sudah menginstruksikan bawahannya untuk membuka diri dan memberikan informasi seluasnya yang dibutuhkan oleh kalangan pers.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: mengapa diam? Jika tidak ada yang salah, seharusnya tidak ada yang perlu ditutupi. Penolakan untuk memberikan keterangan sering kali justru memperkuat dugaan bahwa ada yang sedang disembunyikan.

Diam bukan hanya tidak menjawab pertanyaan, tapi bisa menjadi bentuk komunikasi terselubung yang menyiratkan: "saya tidak ingin kalian tahu."

Pejabat Bukan Raja, Media Bukan Musuh

Kritik keras perlu diarahkan pada pola pikir pejabat yang masih menganggap dirinya sebagai penguasa, bukan pelayan publik. Mereka lupa bahwa keterbukaan adalah bagian dari akuntabilitas. Mereka juga lupa bahwa media bukanlah lawan politik, melainkan mitra dalam menjaga demokrasi tetap hidup dan sehat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iin Prasetyo

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PTPN1 Regional 1 Sembelih 13 Lembu, 4 Kambing

Minggu, 8 Juni 2025 | 06:46 WIB

Terpopuler

X