Selanjutnya pengembangan pemahaman agama yang wasathiyah, mahasiswa harus mahir membaca Al Quran dan menghapal seluruh dan sebagiannya, menguasai dan memimpin ibadah seperti menjadi imam, Khotib, memimpin fardhu kifayah, tahtim dan tahlil, memiliki wawasan keislaman dan kebangsaan serta terakhir sarjana UINSU adalah kader bangsa berkarakter Ulul Albab.
Prof Syahrin juga menyebutkan, untuk meningkatkan kualitas dan kontribusi UINSU mengembangkan ilmu pengetahuan dan memajukan bangsa, di bidang akademik telah ditetapkan integrasi ilmu atau wahdatul ulum, peningkatan kualifikasi tenaga pendidik dan membantu para dosen meningkatkan kualifikasinya dan menugaskan meningkatkan kuantitas serta kualitas penelitian.
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dalam sambutannya mengajak, civitas akademika UINSU bersama membangun Sumatera Utara. “Tidak ada gunanya kampus besar kalau tidak bisa memberikan kontribusi pemikiran membangun Sumut,” katanya.
Edy Rahmayadi mengaku, melibatkan perguruan tinggi dalam membuat kebijakan dan program kerja
Sementara Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan, lima tantangan UINSU diharapkan menjadi bahan refleksi dan pelopor mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga masyarakat berubah ke arah yang lebih baik dan mencetak SDM menuju Indonesia emas 2045.
Kapolda juga berharap, para 2.509 wisudawan menyiapkan diri karena tantangan kedepan cukup besar. Alumni juga harus bersungguh-sungguh dalam mengembangkan ilmu, kritis dan cerdas.
“Ulul Albab menjadi solusi dan memiliki pribadi yang berkualitas baik Hablum minallah dan hablum minnannas,” kata Kapolda.
Pada kesempatan itu, Gubsu Edy Rahmayadi bersama Kapoldasu dan Rektor UINSU menyerahkan penghargaan Wahdatul Ulum Award dari UIN Sumut kepada keluarga Alm Drs Tgk Ali Muda yang menemukan sistem perhitungan waktu ibadah. Penemuan ini bertujuan mempermudah masyarakat memahami berbagai persoalan yang berkaitan dengan ilmu falaq, seperti menentukan arah kiblat, awal tanggal, dan menentukan awal bulan qamariyah.