Mengejutkan! Ribuan Perguruan Tinggi di Indonesia Hanya 56 Kampus Terakreditasi A

photo author
- Minggu, 9 April 2023 | 14:18 WIB
Pertemuan para pemimpin Perguruan Tinggi se Bandung . (Realitasonline.id/Dokumen)
Pertemuan para pemimpin Perguruan Tinggi se Bandung . (Realitasonline.id/Dokumen)

Bandung - Realitasonline.id| Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah Jawa Barat, Prof Eddy Jusuf mengatakan dari 4.593 perguruan tinggi di Indonesia, ternyata hanya 56 kampus saja yang telah memperoleh akreditasi unggul (A) dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Padahal, akreditasi sangat penting bagi perguruan tinggi karena menjadi bukti mutu sekaligus jaminan repurtasi kampus tersebut kepada masyarakat. Namun, masih banyak perguruan tinggi yang belum mencapai akreditasi Unggul, atau dulunya dikenal sebagai akreditasi A.

Di Jawa Barat, Prof Eddy Jusuf mengatakan dari 453 perguruan tinggi swasta, hanya tujuh saja yang memperoleh akreditasi A.

Baca Juga: Kemenkominfo Bahas Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital Digagas LPA Deli Serdang

"Ini tentu PR (pekerjaan rumah) besar bagi kita semua untuk mencapai target ke unggul. Untuk menjawab PR ini, orang bijak mengatakan bukan kuat menguasai yang lemah, bukan yang besar menguasai yang kecil. Karena yang besar juga bisa jatuh. Tapi yang kuat adalah dia yang bisa cepat beradaptasi. Jadi kita sebagai kampus, ukuran tak jadi soal, yang penting harus bisa beradaptasi!," ujar Eddy yang juga memimpin Universitas Pasundan dalam Executive Forum dan Buka Bersama SEVIMA, kemarin.

Prof Eddy Jusuf bersama 80 pimpinan perguruan tinggi se-Bandung Raya dan Direktur Kemitraan SEVIMA Ridho Irawan mengupas tiga strategi agar mutu perguruan tinggi Indonesia bisa segera meroket. Berikut strateginya:

1. Integrasikan Perguruan Tinggi secara Digital

Sebagai tips pertama, perguruan tinggi menurut Prof Eddy perlu memiliki sistem akademik berbasis digital yang dapat mengintegrasikan seluruh kebutuhan perguruan tinggi. Sistem digital yang ada menurutnya juga harus mampu membuat laporan yang tepat dan akurat kepada Pemerintah, karena terkait dengan pemantauan mutu dan akreditasi.

Baca Juga: Cuaca Hari Ini Minggu 9 April 2023, Hujan Lebat Dan Potensi Longsor Di Sumut Angin Kencang Di Aceh

Prof. Eddy mengisahkan pengalamannya memimpin Universitas Pasundan. Sudah lama perguruan tingginya memiliki sistem akademik dan fasilitas digital. Namun sayangnya sistem tersebut sempat tidak terhubung antar aplikasi, bahkan antar fakultas di satu perguruan tinggi.

"Sangat sulit untuk mengambil keputusan dan menjamin mutu, tanpa data dan sistem yang terintegrasi. Hingga akhirnya pada tahun 2018 dan 2019, kami mulai sadar untuk mengintegasikan semua, dan di tahun itu pula akreditasi unggul diraih Universitas Pasundan. Dengan SEVIMA Platform, harapan kami bisa merasakan bagaimana manfaat punya sistem IT yang terintegrasi!," ungkap Eddy.

2. Gotong Royong dan Singkirkan Ego

Perguruan tinggi terdiri atas ratusan hingga puluhan ribu orang. Tiap orang pastilah memiliki pemikiran dan sudut pandang yang berbeda. Perbedaan menurut Prof. Eddy, jangan sampai menjadi ego yang dapat menghambat kemajuan perguruan tinggi. Antar insan perlu bergotong royong dan menyingkirkan ego pribadi.

Baca Juga: Perhatikan! 6 Tanda-tanda Malam Lilatul Qadar Menurut Penjelasan Hadis

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Telegram Rilis Fitur Baru, Ada App Store Mini

Sabtu, 31 Agustus 2024 | 18:36 WIB

Google Maps Ada Fitur Baru Usai Update, Apa aja itu ?

Sabtu, 31 Agustus 2024 | 18:34 WIB
X