Realitasonline.id | Meskipun menyandang disabilitas, ia mampu melanjutkan pendidikan hingga S3 dan bekerja sebagai dosen di UIN SU.
Ia adalah Ahmad Faury lahir di Dusun I Desa Pematang Guntung, Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai, Sumatera Utara pada 11 Oktober 1983.
Meski dilahirkan dengan keadaan fisik yang kurang sempurna semangatnya tidak pernah berkurang.
Baca Juga: Kades Gunung Paribuan Berang, Hutan Pinus Dideres Anggota Koptan
Dia pantang menyerah mengejar pendidikan tinggi dan menjadi akademisi. Ia merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara.
Namun, enam saudaranya meninggal sebelum dewasa. Fisiknya yang tidak sempurna tidak membuat ia berkecil hati.
Ahmad mengenyam pendidikan tinggi hingga ke jenjang S3. Ia memulai pendidikan formal di SD 2 Pemantang Guntung. Lulus dari SD, dia melanjutkan ke tingkat tsanawiyah dan aliyah di pesantren Darul Mukhlisin.
Selesai dari bangku SMA, ia bertekad untuk melanjutkan ke jenjang universitas. Namun disaat itu kondisi ekonomi keluarganya sedang terpuruk dan sangat tidak mungkin jika berkuliah serta dirinya harus berpatah hati, karena ayahnya yang meninggal dunia membuat keluarga terdekatnya hanya Ibu dan dirinya.
Baca Juga: Wow! Sumut Tawarkan 7 Megaproyek kepada Investor, Ada Proyek Strategis Nasional
Tetapi keinginan menggapai mimpinya yang kuat, ia pun meyakinkan keluarganya bahwa dirinya harus tetap melanjutkan pendidikan.
Perjuangannya terbayar dengan kelulusannya pada tahun 2006. Dia meraih indeks prestasi kumulatif (IPK). Namun ia juga merasa sedih karena ayahnya sudah meninggal saat dia kuliah.
Baca Juga: Wali Kota Padangsidimpuan Resmikan Gerai Samsat Sadabuan: Permudah Masyarakat Urus Pajak
Ia melanjutkan studinya pada program Magister Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM)Yogyakarta. Ia lulus pada tahun 2010 dan berhak mendapat gelar Lex Legum Master (LL.M).