Jakarta - Realitasonline.id | Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD merasa heran saat dirinya selalu gagal mengajukan aspirasi pembangunan hukum di DPR RI.
Ia merasa tak habis pikir mengapa DPR RI selalu menolak usulan-usulan yang penting bagi pembangunan hukum di Indonesia.
Mantan Menteri Pertahanan era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu pun bertanya-tanya apa sebenarnya yang salah saat DPR RI selalu menolak aspirasi yang ia kemukakan.
"Saya kemarin bicara kok susah, ya mengajukan aspirasi-aspirasi yang baik bagi pembangunan hukum, tetapi selalu gagal di DPR," curhat Mahfud MD saat ceramah di Masjid Universitas Gadjah Mada (UGM), belum lama ini.
Lantas Mahfud MD pun mempertanyakan siapa yang salah hingga ia pun membandingkan bagaimana banyaknya Undang-Undang yang lahir di masa Presiden Soekarno dan Soeharto.
"Lalu, siapa ini yang salah? Zaman Bung Karno itu Undang-Undang wah hebat banyak lahir setiap ada aspirasi rakyat Undang-Undang dibuat. Zaman Pak Harto juga lumayan," terang Mahfud MD.
"Nah, sekarang ini Undang-Undang penting nggak bisa lahir. Parpolnya nolak, DPR-nya nolak, ketika ditanya lah DPR kok nolak, ini kan bagus, (tergantung) Bos," timpal mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Komisi III DPR RI, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul menjelaskan bahwa Mahfud MD meminta RUU Pembatasan Transaksi Uang Kartal segera disahkan.
Namun, Bambang Pacul yang juga kader Partai PDIP itu justru menjawab hal yang tak terduga sehingga membuat Mahfud MD geleng-geleng kepala.
"Lobinya jangan di sini (ruang sidang DPR RI Komisi III). Ini korea-korea ini menurut bosnya masing-masing," katanya saat rapat kerja bersama Mahfud MD di Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu.
"Di sini boleh ngomong galak, Pak. Bambang Pacul ditelepon Ibu, Pacul berhenti! Siap," sambung anak buah Megawati itu. Anggota DPR RI peserta rapat pun tertawa terbahak-bahak. (IP/IP)