Realitasonline.id - Gowa | Sebuah video yang memperlihatkan aksi bullying atau perundungan di kalangan siswa SMP di Gowa, Sulawesi Selatan, viral di media sosial.
Insiden ini terjadi di dalam sebuah kelas, di mana seorang siswa menganiaya temannya hingga terkapar di lantai, sementara teman-teman sekelas lainnya hanya menonton tanpa ada yang mencoba melerai.
Video tersebut telah menjadi bahan perbincangan hangat di berbagai platform, terutama WhatsApp dan media sosial lainnya.
Dalam video berdurasi 34 detik yang tersebar luas, terlihat jelas seorang siswa SMP di Gowa menganiaya temannya di dalam kelas. Aksi tersebut menunjukkan bagaimana siswa tersebut memukul korban hingga terjatuh ke lantai, kemudian menginjak-injak dan menendang tubuh korban tanpa ampun.
Bahkan setelah korban terjatuh, pelaku tidak berhenti, melainkan terus menonjok wajah korban dan menendang kepalanya yang sudah terkapar lemas.
Baca Juga: Modusnya Beli Bumbu Masak, Emak-emak di Medan Keciduk Curi Ayam 2 Ekor
Kondisi korban yang memprihatinkan membuat beberapa siswa lainnya mendekat untuk memeriksa keadaannya. Terlihat mereka mencoba membantu korban berdiri, namun karena kondisi yang sangat lemah, korban tampak kesulitan untuk bangun.
Salah seorang siswa bahkan terdengar berteriak, "Mati ai mati," yang semakin menambah ketegangan suasana di dalam kelas.
Humas Polres Gowa, Ipda Udin Sibadu, menanggapi viralnya video ini dengan mengonfirmasi bahwa pihaknya baru saja menerima informasi terkait kejadian tersebut. Udin mengatakan bahwa pihak kepolisian sedang berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas setempat untuk menyelidiki insiden ini lebih lanjut.
"Kita juga baru dapat videonya. Kita tunggu koordinasi dari Babinkamtibmas, baru turun menyelidiki," jelas Udin pada Rabu (28/8).
Baca Juga: Romantis ! Seorang Pria Lamar Wanita di Stadion Bandung,
Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada laporan resmi yang masuk dari keluarga korban ke Polres Gowa terkait penganiayaan yang terjadi.
Hal ini disebabkan oleh pihak sekolah yang memilih untuk menyelesaikan permasalahan ini secara internal.
"Iya, itu kejadiannya sudah dua minggu lalu dan sudah didamaikan oleh pihak sekolah," ujar Udin.