"Pihak pemilik bisnis juga tidak dibekali dengan fitur untuk memproteksi data yang bisa diubah oleh masyarakat," tambahnya.
Baca Juga: Selebgram Shella Selp Hembuskan Nafas Terakhir Usai 3 Tahun Berjuang Melawan Kanker Ovarium
Pemilik bisnis diharapkan untuk rutin memeriksa informasi di Google Maps guna mencegah adanya penyalahgunaan data.
Menurut Pratama Persadha, Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC), penipu memanfaatkan fitur sunting pada Google Maps untuk memperbaiki informasi yang tidak akurat.
"Umumnya, masyarakat memang bisa menyarankan perubahan pada informasi bisnis di Google Maps. Saran tersebut akan ditinjau oleh tim Google sebelum disetujui," ujar Pratama pada 13 Agustus 2024.
Pratama menyarankan agar masyarakat berhati-hati dalam mempercayai informasi yang tertera di Google Maps.
Baca Juga: Rumus Sukses Beternak Entok Bisa Membuat Uang Kas Rumah Tangga Anda Membludak
"Sebaiknya, informasi pada laman tersebut hanya digunakan untuk menentukan lokasi dan mendapatkan panduan arah. Jika berencana melakukan transaksi, lakukan secara langsung di lokasi bisnis untuk memastikan keaslian," ujar Pratama.
Dia juga menyarankan untuk meminta nomor kontak resmi dan nomor rekening saat melakukan transaksi online berikutnya.
Google Indonesia juga telah merespons isu ini. Melalui akun resmi X @googleindonesia pada 13 Agustus 2024, Google menyatakan bahwa mereka telah mengetahui masalah mengenai nomor kontak palsu.
Google mengungkapkan bahwa usulan perubahan informasi harus berdasarkan data yang benar dan pihaknya terus bekerja untuk mengatasi masalah teknis yang mempengaruhi perubahan informasi bisnis. Google juga sedang memulihkan informasi yang akurat untuk mencegah penipuan serupa.