Realitasonline.id-Ambon | Tiga oknum polisi di Ambon, Maluku, diduga terlibat dalam penganiayaan terhadap seorang pengemudi mobil setelah terlibat perselisihan di tengah kemacetan lalu lintas.
Insiden yang terjadi di kawasan pertigaan Jalan Sam Ratulangi dan Jalan AM Sangaji itu menjadi viral setelah video detik-detik penganiayaan beredar di media sosial.
Dalam video tersebut, terlihat seorang pengemudi yang dibanting ke aspal dan diborgol setelah ditegur kasar oleh beberapa polisi yang bertugas.
Peristiwa ini melibatkan tiga anggota Polsek KPYS Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, yaitu Bripka EW, Aipda JT, dan Bripda SD.
Baca Juga: Nekat ! Ambulans Milik Klinik di Pasuruan Di Bawak Lari Maling
Menurut informasi yang didapat, perselisihan antara pengemudi mobil, Rizal T Serang, dengan oknum polisi tersebut bermula saat pengemudi ingin melintasi kawasan pelabuhan untuk menjemput seseorang.
Namun, saat itu ia tidak diizinkan masuk karena kondisi pelabuhan sedang padat. Lalu, seorang oknum polisi memukul badan mobil pengemudi diduga meminta agar mobil tidak melintas.
Berdasarkan keterangan dalam video, disebutkan pengemudi protes dan meminta penjelasan karena melihat ada kendaraan lain yang diizinkan untuk melintas di pelabuhan. Protes tersebut berlangsung hingga terjadi cekcok.
Oknum polisi yang mengadang kemudian masuk ke dalam mobil pengemudi. Sementara pengemudi keluar dari mobil. Tidak berselang lama, datang oknum petugas lainnya.
Kejadian itu terjadi saat polisi sedang mengatur lalu lintas di kawasan tersebut, yang memang dikenal sering macet.
Dalam video yang viral, terlihat salah seorang polisi tampak emosi dan memukul kap mobil pengemudi sambil mengeluarkan kata-kata kasar. Situasi semakin memanas hingga oknum polisi tersebut memaksa pengemudi keluar dari mobilnya.
Baca Juga: Seorang Dosen UIN Bandung Tewas Usai Kecelakaan Tabrak Truk di Tol Cipularang
Tanpa peringatan lebih lanjut, mereka langsung membanting tubuh pengemudi ke aspal dan memborgolnya. Setelah itu, Rizal dibawa ke kantor Polsek KPYS untuk diproses lebih lanjut.
Aksi kekerasan ini mendapat kecaman keras dari masyarakat yang menyaksikan kejadian tersebut. Banyak yang menganggap tindakan polisi tersebut sebagai tindakan arogan dan tidak manusiawi.