kriminal

Menkes Pertanyakan Diduga Dokter Residen Perkosa Keluarga Pasien RSHS Bandung Bisa Dapatkan Obat Bius dengan Mudah, Kok Bisa?

Minggu, 13 April 2025 | 19:12 WIB
RSHS Bandung. (Realitasonline.id/Dok)

Realitasonline.id - JAKARTA | Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara mengenai kasus pemerkosaan dokter residen anestesi di RSHS Bandung.

Ia juga mempertanyakan bagaimana dokter residen bisa dengan mudah mendapatkan obat bius di rumah sakit.

Seperti diketahui bahwa minggu ini ramai kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh dokter residen anestesi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Padjajaran, Priguna Anugerah Pratama, kepada keluarga penunggu pasien.

Baca Juga: Oknum Dokter PPDS Pelaku Pemerkosaan Keluarga Pasien RSHS Bandung Diduga Dipecat, IDI Buka Suara

Priguna membius korbannya dan langsung melakukan pemerkosaan saat si korban sudah tak sadarkan diri.

Penggunaan obat bius oleh Priguna tersebut dipertanyakan oleh Menkes Budi karena seharusnya buka kewenangan mahasiswa untuk bisa mendapatkannya.

“Itu yang hanya boleh ngambil obat, itu adalah konsulennya, harusnya ngambil obat itu bukan si muridnya,” kata Budi saat menemui media di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat pada Sabtu, 12 April 2025.

“Nah, jadi kenapa bisa turun? Itu yang mau kita lihat,” ujarnya.

Budi kemudian menjelaskan bahwa pengambilan obat-obatan sudah memiliki aturan, sehingga tidak bisa sembarang orang mengambilnya.

Baca Juga: Buntut Kasus Pemerkosaan pada Keluarga Pasien: Pembekuan PPDS Anestesi Unpad di RSHS Disoal, Begini Penjelasan Menkes

“Itu aturannya sudah jelas semua, bahwa itu harus disimpan di tempat tertentu. Yang boleh ngambil siapa? Yang boleh ngambil itu harusnya bukan anak didik. Kok ini bisa sampai ke anak didik?” Jelasnya.

“Nah, itu kan mesti dicek kan? Di mana lepasnya? Kalau sekarang saya belum bisa jawab,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Slamet Budiarto juga menyinggung tentang obat bius tersebut.

“Semua SOP itu harus ada orang lain, tidak boleh sendiri, ada yang lebih tinggi, walau ada seniornya atau perawat atau yang lainnya itu harus ada,” kata Budi.

Halaman:

Tags

Terkini