Lebih lanjut mantan anggota DPRD Sumut ini mengatakan sebagai aspirasi arus bawah, nama Ahok sangat mengganggu para elit.
Mereka khawatir jika Ahok sungguh-sungguh maju di Pilgub 2024 Sumatera Utara. Sebab pesona Ahok masih terlalu kuat dibandingkan Calon Gubernur lainnya, ujarnya.
Ahok tidak butuh modal besar dalam Pilgub karena tidak perlu money politics. Ahok akan dipilih meski tanpa memberi hadiah atau janji, uang atau sembako seperti calon lainnya, ujarnya lagi.
Sementara para calon lain pasti tidak akan berani maju tanpa politik uang dan sembako. Sehingga tidak pernah kita disuguhi informasi tentang ide, gagasan, dan program politik oleh para Calon Gubernur. Tidak ada Calon Gubernur dengan prestasi spektakuler yang mampu mengimbangi pesona Ahok, ujarnya.
Tidak ada rekan juang politik, relawan, simpatisan para Calon Gubernur lain yang bergerak sendiri, dan mandiri. Semua digerakkan dan dibiayai oleh Calon Gubernurnya.
Sementara pendukung Ahok telah bergerak membentuk simpul-simpul relawan yang siap setelah Ahok dipastikan oleh DPP PDIP sebagai Calon Gubernur.
Pilgub 2024 Sumatera Utara yang tadinya biasa-biasa saja, tiba-tiba bergairah pasca nama Ahok dimunculkan. Sehingga harus ditolak dengan isu putra daerah, tandas Sutrisno Pangaribuan.
Gubernur Bukan Selebriti
Tampaknya penolakan Ahok di Pilgub 2024 Sumatera Utara tidak hanya dari kalangan elit kelompok elit partai politik (Parpol), Ormas, kelompok mafia dan preman seperti yang dituding Sutrisno Pangaribuan.
Penolakan juga digaungkan dari barisan emak-emak khususnya dari kelompok pengajian majelis taklim, ormas pengajian, kelompok perwiridan di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang.
Seperti yang dikemukakan Mak Rini yang aktif di pengajian Bunda Indah Kota Medan menegaskan bahwa dirinya menolak Ahok jika mantan Gubernur DKI Jakarta itu maju di Pilgub 2024 Sumatera Utara.
"Kek mana ya, gubernur itu kan bukan selebriti. Sedangkan Ahok penampilannya aja lebih seperti selebiriti. Apalagi penampilan istrinya yang baru itu. Kita ingin gubernur itu yang mengayomi masyarakat, bukan cuma mau cari popularitas," kata Mak Rini.
Mak Riri dari pengajian Aisyiyah Padang Bulan Kota Medan menegaskan dirinya juga menolak Ahok. Apalagi setelah kasus penistaan agama yang sangat melukai ibu-ibu pengajian.