Sementara pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang fokus pada pengembangan dan prestasi tim. Memastikan setiap orang memiliki kesempatan untuk berkembang, menciptakan lingkungan kerja sehat dan saling mendukung, berkomitmen pada fisi jangka panjang dan berkelanjutan dan mengutamakan kerja sama dan komunikasi terbuka dan partisipasi dalam tim saat mengambil keputusan.
Dijelaskannya formula pemimpin sukes dan efektif itu dalam melaksanakan jabatannya layaknya menjaga iman untuk menjadi seseorang yang bisa dipercaya, amanah.
Konsep C+I+H-SI, "Formulanya sama dengan C (kompetensi) + I (integritas) + H (Hubungan) - SI (Self interest)," ungkapnya.
Diungkapkan Babay, nilai leadership yang sempurna itu telah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dalam Haji Wada' yang bersifat universal dalam kehidupan. Mencakup kesetaraan sosial, kesetaraan gender, dan kesejahteraan sosial.
"Nabi Muhammad telah mewarisi dua hal itu kepada umatNya yang merupakan role model yaitu Alquran dan Assunnah yang harus dimaknai, dipahami dan dilaksanakan oleh umatNya," imbuhnya.
Bahkan pemahaman makna dalam kitab suci itu digagas Soekarno dalam bernegara yaitu Pancasila. Juga gagasan Hoegeng dalam melaksanakan fungsi kepolisian, yaitu Tribata dan gagasan Bung Hatta yang terkenal dengan ekonomi kerakyatan.
Baca Juga: Cegah Kecurangan JKN, BPJS Kesehatan Cabang Langsa Bentuk Unit Khusus
Lebih lanjut Babay juga menjabarkan bagaimana transformasi digital kini telah membawa perubahan hidup yang cukup signifikan dalam pekerjaan dan bermasyarakat. Bencana Covid 19 mempercepat akselarasi adopsi digital, hal ini juga dialami pada Bank Sumut.
Dalam kuliah umum tersebut diharapkan dapat memberi wawasan dan inspirasi kepada para mahasiswa Magister Manajemen USU tentang strategi kepemimpinan di era digital yang tetap menerapkan etika dan strategi berkelanjutan untuk mencapai karier dan masa depan mereka. (AL)