Realitasonline.id - Medan | Wacana pasangan 'Pelangi' dinilai menjadi kunci kemenangan bagi PDIP dalam Pilgub Sumut 2024. Politisi PDIP yang juga Presidium Satgas Anti Kecurangan Pilkada, Sutrisno Pangaribuan, mengatakan PDIP memang selalu gagal memenangkan pertarungan Pilgub Sumut dalam tiga edisi terakhir.
Diketahui, pasangan pelangi yang pernah ada dalam Pilkada di antaranya; (Tritamtomo-Benny Pasaribu, 2008), (Effendy Simbolon-Djumiran Abdi, 2013), dan (Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus, 2018) kalah, namun di Pilgub Sumut 2024 pasti menang.
Alasannya, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, sebut Sutrisno, komposisi penduduk Sumut berdasarkan agama yang dianut seperti Islam 62,77 persen, Kristen Protestan 26,92 persen, Katolik 7,44 persen, Buddha 2,58 persen, Konghucu 0,18 persen, Hindu 0,11 persen, parmalim dan kepercayaan lainnya 0,01 persen.
Data itu saat ini tentu mengalami perubahan, namun tetap dapat dijadikan sebagai rujukan. Menurutnya demokrasi dengan sistem perwakilan di Indonesia, tidak dapat dipisahkan dari struktur dan komposisi masyarakat.
"Amerika Serikat sekalipun sebagai salah satu negara demokrasi tertua pun tidak pernah lepas dari politik representasi (bukan politik identitas). Karena itu kelompok masyarakat yang banyak, harus diwakili orang banyak juga (representatif). Namun pada titik tertentu, demi memenuhi kesetaraan dan keterwakilan, mayoritas dapat 'mengalah' kepada minoritas," kata Sutrisno, di Medan, Selasa (13/8).
Sutrisno yang pernah menjadi Anggota DPRD Sumut periode 2014-2019 ini mengatakan, sebagai satu-satunya partai nasionalis di Indonesia, maka PDIP ada dalam kesadaran itu. Sehingga PDIP pasti dan wajib mewujudkannya dalam setiap kontestasi demokrasi.
"Karenanya, Cagub dan Cawagub Sumut pasti mengakomodasi pluralitas masyarakat. Edy Rahmayadi (Cagub: Surat Tugas) mewakili kelompok Islam, maka Cawagubnya harus mewakili yang dari kelompok Kristen," ungkapnya.