Realitasonline.id - Medan | Sanggar Budaya GENERASI menggelar Sayembara Naskah Drama bagi para penulis dan pegiat sastra Sumatra Utara. Sayembara ini dilatarbelakangi masih minimnya naskah drama di Sumatra Utara dan merupakan rangkaian Festival Sastra dan Peradaban yang ditaja komunitas tersebut, difasilitasi Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbudristek.
"Sayembara ini terbuka untuk umum, khususnya warga Sumatra Utara yang dibuktikan Kartu Tanda Penduduk atau kartu identitas lainnya, tanpa dibatasi usia," kata Direktur Program Sanggar GENERASI, Suyadi San, kepada wartawan di Medan, Sabtu (7/8/24).
Menurut Suyadi, peserta mengisi formulir yang disediakan panitia (form pendaftaran) melalui link bit.ly/3YY4MTI. Panitia menyediakan uang pembinaan total Rp 8,6 juta lanjut, piala, dan piagam untuk Juara I--III, Harapan I--III, dan empat Nomine.
Baca Juga: Yudisium FEBI UIN Sumut: Iin Prasetyo Staf Redaksi Realitas Online Jadi Wisudawan Berprestasi
Sesuai topik kegiatan yaitu sastra dan peradaban, kata peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini, tema naskah drama adalah berlatar sejarah lokal Sumatra Utara.
"Sejarah lokal yang dimaksud di sini adalah cerita sejarah yang terjadi di wilayah Provinsi Sumatra Utara, bisa berdasarkan toponim wilayah atau peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi di wilayah Provinsi Sumatra Utara," sebut mantan pegawai Balai Bahasa Provinsi Sumatra Utara ini.
Sebagai sebuah karya sastra, naskah drama bisa berasal dari sumber-sumber sejarah, misalnya toponim atau asal-usul penamaan wilayah. "Bisa juga ini disebut legenda atau rupabumi. Namun harus orisinal berdasarkan pengembangan imajinasi pengarang," kata Suyadi.
Kata Suyadi lagi, masih banyak tokoh atau peristiwa sejarah di Sumatra Utara yang belum diangkat ke pentas drama.