Realitasonline.id - Medan | Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Medan menggelar hari ulang tahun (HUT) partai ke-52 di kantor baru di Jalan Asrama III No. 5-6 Kelurahan Teladan Barat Kecamatan Medan Kota, pada Jumat (10/1/2025).
Kantor baru itu juga menjadi semangat baru dan kado indah mengawali perjalanan partai di usia yang lebih dari lima dekade tersebut.
Tak hanya meresmikan kantor baru, rangkaian hari ulang tahun partai berlambang Banteng itu juga diwarnai dengan upacara bendera dan menghadirkan 100 anak yatim sebagai bentuk rasa syukur.
Dalam sambutannya, Ketua DPC PDIP Kota Medan, Hasyim S.E mengenang keberhasilan partai yang mampu memenangkan Pemilihan Legislatif (Pileg) selama tiga tahun berturut-turut.
Hasyim juga mengajak semua pengurus, kader dan simpatisan partai untuk tetap mendoakan yang terbaik demi kemajuan dan perkembangan partai di masa depan.
"52 tahun bukanlah waktu yang singkat bagi perjalanan sebuah partai politik. Banyak rintangan dan hambatan yang kita lalui hingga mencapai angka 52 tahun. Namun begitu tidak sedikit pula sukacita selama di partai," ujar Hasyim.
Hasyim juga menyinggung masa sulit 1998 silam, tepatnya saat masa orde baru. Saat itu sambung Hasyim, Ketua Umum Megawati tak bisa bebas bergerak dan selalu dibatasi.
Baca Juga: Kenali Komponen dan Bagaimana Cara Kerja Mobil Hybrid
"Kita juga pernah mengalami peristiwa yang kita kenal dengan Kuda Tuli (Kasus Dua Tujuh Juli). Energi Banteng terkuras untuk keluar dari intervensi dan intimidasi. Kita juga pernah menjadi partai oposisi selama 10 tahun pemerintahan SBY-JK dan SBY-Boediono. Sekalipun satu dasawarsa kita menjadi partai oposisi tidak menyurutkan semangat kita memperjuangkan kepentingan masyarakat dan wong cilik," sebutnya.
Setelah itu sambung Hasyim, PDI-P bersukacita atas kemenangan 10 tahun pada Pilpres. Kita berhasil mengantarkan kader kita menjadi pemimpin di Republik ini nyaris dua periode hingga pada akhirnya kita ditelikung dan dikhianati oleh kader terbaik kita sendiri," ujar Hasyim.
"Pengkhianatan tidak hanya dilakukannya sendiri, tapi juga keluarganya, hanya untuk kekuasaan semata," sambungnya.