"Panitia bilang bahwa peserta yang lolos akan dihubungi dalam waktu tiga hari. Tapi sampai hari terakhir, aku belum menerima kabar apa pun. Rasanya benar-benar overthinking, takut kalau ternyata aku tidak lolos. Tapi akhirnya, jam 9 malam aku mendapatkan pesan yang menyatakan bahwa aku masuk grand final. Rasanya seperti mendapat kejutan terbesar dalam hidupku!" kenangnya.
Sebagai finalis, Elsya harus mengikuti karantina selama tiga hari di Universitas Sumatera Utara (USU).
Karantina ini bertempat di Aula Fakultas Teknik USU dan Gelanggang Mahasiswa USU, di mana para peserta mendapatkan berbagai pembekalan dan pelatihan intensif.
"Di tahap ini, kami lebih banyak berlatih untuk tampil di grand final. Tidak ada terlalu banyak materi teori lagi, karena semua itu sudah kami dapatkan di tahap sebelumnya," jelas Elsya.
Puncak acara yang paling dinanti tiba. Malam grand final, Minggu (26/1/2025) diisi dengan berbagai rangkaian acara spektakuler, mulai dari opening dance, presentasi kampanye, hingga sesi catwalk dengan busana elegan.
Baca Juga: Satria FU Kontra Honda Beat di Sport Center Batang Kuis, 1 Tewas di Tempat
"Saat aku menyampaikan kampanye, suasana benar-benar hening. Aku bisa merasakan bahwa setiap orang di ruangan itu mendengarkan dengan serius. Itu adalah perasaan yang luar biasa," ungkapnya.
Dan akhirnya, setelah berbagai rangkaian acara selesai, tibalah momen yang paling menegangkan pengumuman pemenang.
Saat nama Elsya Adelia Hakim Harahap disebut sebagai Duta Utama Pelajar Anti Narkoba 2025 tingkat Kabupaten/Kota Sumatera Utara, air matanya langsung mengalir. Ia tidak menyangka bahwa perjuangannya akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa.
Kepala MAN Sibolga, Nurul Oktaviana menyatakan kebanggaannya atas capaian Elsya.
"Elsya telah membuktikan bahwa pelajar dari MAN Sibolga bisa bersaing di tingkat provinsi dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Kami akan terus mendukungnya dalam menjalankan tugasnya sebagai Duta Utama Pelajar Anti Narkoba," ujar Nurul.(IW)