Realitasonline.id - Medan | Tradisi ziarah kubur menjadi kebiasaan umat muslim di Indonesia setiap menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Tradisi ziarah kubur ini mengingatkan kita kepada orangtua, saudara dan sahabat yang telah terlebih dulu meninggal.
Pengamatan awak media pada Senin (24/2/2025) siang. Di Taman Pemakaman Muslim (TPU) Jl. Gunung Krakatau, Pulo Brayan Darat 1, Kec. Medan Timur Krakatau tampak warga mendatangi makam untuk ziarah serta mendoakan sanak keluarga yang telah meninggal.
Menurut Saleha Siregar (70), salah satu peziarah kubur mengatakan kedatangannya ke makam ini setiap tahun untuk berziarah ke kuburan ayah dan ibunya.
"Saya Ziarah ke kuburan ibu dan ayah kandung. Datang sama anak," ujarnya.
Dia menyampaikan bahwa ziarah kubur memang menjadi tradisi umat Islam di Indonesia setiap menjelang datangnya bulan suci ramadan meskipun begitu momen ziarah kubur ini bukan suatu kewajiban akan tetapi mengingatkan kita teruntuk pada orangtua dan sanak keluarga yang telah meninggal.
Tak hanya itu, di depan pagar halaman makam berjejer sepeda motor dan beberapa pedagang bunga yang sudah dikemas dalam plastik-plastik kecil beserta dengan air mawar dalam kemasan botol plastik bekas.
Seorang pedagang bunga tabur musiman, Azimar (68) mengungkapkan untuk penjualan bunga tabur masih sepi, ia menyebut biasanya puncaknya 3 atau 2 hari menjelang puasa banyak peziarah yang datang.
Baca Juga: Kompol Misyanto Balik Ke Abdya Jadi Wakapolres: Saya Kembali
"Dari kemarin memang udah ada pembeli, tapi itulah masih Paling satu atau dua orang saja pembeli. Puncaknya nanti hari kamis atau Jumat mulai ramai," ucapnya.
Untuk harga bunga tabur, Azimar menjelaskan satu kantung plastik bunga ia jual seharga Rp5.000-, sedangkan air mawar seharga Rp3.000-,.
"Saya jual Satu kantung plastik ini lima ribu rupiah saja, tapi kalau sama airnya yang dikemas dalam botol plastik ini harganya tiga ribu rupiah kalau penghasilan perhari gak menentu kadang hanya dapat tiga puluh ribu rupiah sampai lima puluh ribu rupiah," imbuhnya.