Realitasonline.id | Industri otomotif terus berkembang, tetapi tidak semua teknologi canggih yang dibuat pabrikan akhirnya dirilis ke pasar.
Beberapa fitur dibatasi karena alasan keamanan, regulasi, atau strategi bisnis, meskipun teknologi tersebut sudah siap digunakan.
Salah satu contoh adalah mode otonom penuh. Banyak mobil modern memiliki sensor canggih, tetapi fitur self driving masih dibatasi oleh regulasi.
Baca Juga: Mobil Juga Punya Mood? Pengaruh Cuaca dan Lingkungan Terhadap Performa Mesin
Pabrikan juga pernah mengembangkan mesin super efisien yang lebih irit bahan bakar, tetapi tidak dirilis karena tekanan dari industri minyak.
Teknologi baterai mobil listrik dengan daya tahan jauh lebih lama juga dikabarkan sudah ada, tetapi belum diproduksi massal karena faktor ekonomi.
Beberapa mobil konsep memiliki material bodi yang bisa berubah warna atau memperbaiki diri sendiri, tetapi fitur ini belum masuk produksi.
Baca Juga: Balapan di Dunia Paralel: Bagaimana Jika MotoGP dan F1 Bertukar Kendaraan?
Mode performa tersembunyi juga ditemukan di beberapa mobil sport, yang hanya bisa diaktifkan oleh teknisi atau pemilik tertentu.
Sistem keamanan berbasis AI yang dapat memprediksi kecelakaan dan menghindarinya secara otomatis juga masih dalam tahap pengujian ketat.
Ada teori bahwa beberapa fitur dibatasi untuk menciptakan inovasi bertahap, agar pabrikan tetap memiliki produk baru di masa depan.
Baca Juga: Kenapa Bau Kabin Mobil Bisa Mempengaruhi Konsentrasi Saat Mengemudi?
Meskipun banyak teknologi mobil yang belum dirilis, bukan tidak mungkin di masa depan kita akan melihat fitur-fitur ini menjadi standar di industri otomotif (EF).
