Penulis: Juando, S.Kep,. Ns dan Dr Siti Zahara Nasution, S.Kp.,MNS (Program Studi Magister Ilmu keperawatan F.Kep. USU)
Realitasonline.id - Kemajuan teknologi membawa dampak besar bagi kehidupan remaja masa kini.
Media sosial, tekanan akademik, dan perubahan sosial membuat banyak remaja mengalami stres dan gangguan kesehatan mental. Dalam situasi ini, dukungan psikososial dan pendekatan keperawatan menjadi penting untuk membantu mereka beradaptasi.
Teori Adaptasi yang dikembangkan oleh Sister Callista Roy memberikan kerangka yang kuat untuk memahami bagaimana individu merespons perubahan lingkungan.
Baca Juga: Jembatan Darurat Sei Kualanamu Lubuk Pakam Ditutup Dilintasi Mobil Akibat Longsor
Menurut Roy, manusia adalah sistem adaptif yang selalu menyesuaikan diri dengan
stimulus internal dan eksternal. Jika adaptasi berjalan baik, individu dapat mempertahankan keseimbangan fisik dan emosional.
Dalam konteks remaja, teori ini dapat digunakan untuk meningkatkan ketahanan mental terhadap stres digital.
Perawat komunitas dan sekolah dapat berperan membantu remaja mengenali stresor, mengembangkan mekanisme koping positif, dan memperkuat dukungan sosial.
Baca Juga: Kanwil Kemenag Sumut Bersama Kapoksi Komisi VIII DPR RI Bahas JAMARAH: Fahami Kebijakan Terbaru Haji
Penelitian mendukung relevansi teori Roy dalam konteks kesehatan mental remaja. Chung et al. (2021) dalam Nursing Outlook menemukan bahwa intervensi berbasis model adaptasi meningkatkan kesejahteraan emosional mahasiswa.
Park & Kim (2022) dalam Journal of Psychiatric Nursing menyatakan bahwa pendekatan adaptasi membantu mengurangi tingkat kecemasan di kalangan remaja digital.
Sementara itu, Wang et al. (2023) dalam BMC Psychology melaporkan bahwa adaptasi psikososial yang baik berhubungan langsung dengan peningkatan resiliensi dan kepuasan hidup remaja.
Baca Juga: Gulat Sumut Tunjukkan Peningkatan di PON Bela Diri Kudus 2025