Ketika Tubuh Bukan Sekedar Objek, Melihat Pasien sebagai Manusia Seutuhnya (Perspektif Ontologi: Hakikat Keberadaan dan Realitas dalam Keperawatan)

photo author
- Rabu, 10 Desember 2025 | 09:42 WIB
Adelina Rizki Wardani Rangkuti, S. Tr. Kep., Ns. (Realitasonline.id/Dok)
Adelina Rizki Wardani Rangkuti, S. Tr. Kep., Ns. (Realitasonline.id/Dok)

Oleh: Dr. Siti Zahara Nasution, S. Kp, MNS & Adelina Rizki Wardani Rangkuti, S. Tr. Kep., Ns (Program Studi Magister Ilmu Keperawatan USU)

Realitasonline.id - Pendekatan keperawatan berpusat pada manusia, menekankan bahwa tubuh bukanlah entitas terpisah dari pikiran, emosi, budaya dan spiritualitas. Pasien adalah subjek yang merasakan, memiliki harapan, nilai, keyakinan, serta kisah personal. Berangkat dari perspektif ontologi, manusia dipahami sebagai makhluk yang memiliki keberadaan menyeluruh secara fisiologis, psikologis, sosial dan spiritual.

Ada saat-saat dalam dunia keperawatan ketika semuanya terasa seperti prosedur: cek tanda vital, ubah posisi tidur, pasang infus, catat di rekam medis, lanjut ke pasien berikutnya. Dalam ritme yang cepat, mudah sekali jatuh pada pola kerja otomatis seolah tubuh pasien hanyalah objek tindakan, bagian dari daftar yang harus diselesaikan.

Tetapi jika kita berhenti sejenak, menarik napas dalam, dan benar-benar melihat, kita menyadari sesuatu yang jauh lebih besar: ‘pasien bukanlah tubuh yang terbaring di ranjang, ia adalah manusia yang sedang menjalani salah satu fase paling rentan dalam hidupnya’. Dan di titik itulah, makna keberadaan dalam keperawatan benar-benar terasa.

Baca Juga: Imunisasi, Investasi Kesehatan yang Sering Diabaikan

Tubuh yang Diam, Tapi Ada Cerita yang Tidak Pernah Diam

Sering kali kita melihat pasien dari sisi yang paling kasat mata: kondisi fisik, keluhan, hasil lab. Padahal di balik itu, ada cerita yang diam-diam bergerak. Ada pasien yang menatap langit-langit kamar sambil memikirkan anaknya yang belum makan. Ada ibu yang tampak pasrah, padahal dalam hatinya ia sedang berusaha kuat agar keluarganya tidak panik. Ada bapak yang berusaha tersenyum, padahal ia takut operasinya gagal.

Ketika perawat memilih untuk benar-benar menyapa dunia batin pasien, sesuatu berubah. Tiba-tiba “badan lemah” bukan hanya gejala, tapi ekspresi dari ketakutan yang dipendam. Tiba-tiba “tidak mau makan” bukan masalah nutrisi saja, bisa jadi itu tanda kesedihan atau kehilangan harapan. Dan saat perawat hadir dengan kesadaran itu, perawatan menjadi lebih manusiawi.

Baca Juga: Burnout Perawat ICU: Ketika Lelah Emosional Menjadi Alarm Kemanusiaan

Menjadi Saksi atas Kerapuhan Orang Lain

Banyak perawat pernah merasakan momen sunyi ketika melihat pasien tertidur dengan selang infus menggantung, atau saat mereka membersihkan tubuh pasien yang sudah tidak berdaya. Di momen-momen itu, keperawatan terasa begitu dekat dengan realitas keberadaan manusia: bahwa tubuh bisa rapuh, hidup bisa berubah, dan setiap orang pada akhirnya membutuhkan uluran tangan orang lain. Di situ, perawat bukan lagi sekedar pelaksana tindakan, mereka menjadi saksi-saksi atas perjuangan manusia bertahan hidup, atas kerentanan yang jarang diperlihatkan, atas keberanian kecil yang muncul di tengah rasa takut. Dan sungguh.. itu adalah bentuk kedekatan yang jarang ada di profesi lain.Pada hakikatnya, pasien adalah subjek seorang pribadi dengan kehendak, perasaan, identitas, dan nilai hidup. Banyak perawat menceritakan hal-hal sederhana yang membuat mereka tersadar:

* Ketika pasien meminta waktu sebentar untuk berdoa sebelum tindakan

*Ketika seorang anak memeluk ibunya yang sakit dan berkata, “cepat sembuh ya, Bu”

* Ketika pasien marah bukan karena sakitnya, tetapi karena rasa tidak berdaya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kota Medan Kirim 5 Armada Damkar ke Aceh Tamiang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43 WIB

UMP Sumut 2026 Naik 7,9 Persen Kini jadi Rp3.228.971

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:07 WIB
X