Oleh: Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS. Dan Shofi Auliya Sari Nasution, S.Kep.,Ns. (Program Studi Magister Ilmu Keperawatan F.Kep. USU)
Realitasonline.id - Bagi banyak generasi muda, filsafat keperawatan sering terasa seperti sesuatu yang terlalu abstrak, teoritis, bahkan rumit. Sampai terkadang kita tidak menyadari bahwa hal-hal yang saat ini akrab dengan kita seperti SOP, penelitian, teknologi kesehatan, juga intervensi yang kita berikan berlandaskan filsafat itu sendiri. Di balik itu terdapat 3 landasan berpikir yang sesungguhnya sudah melekat dalam praktik kita. Ontologi yang membantu kita memahami apa dan bagaimana hakikat manusia, epistemologi yang menjelaskan dari mana pengetahuan berasal dan bagaimana kita menentukan sesuatu yang dianggap benar, serta aksiologi yang mengingatkan bahwa setiap tindakan yang kita lakukan harus berpihak pada nilai, etika, dan kemanusiaan. Dari sana jugalah jalan kita memahami hal yang selalu menjadi dasar dalam setiap tindakan kita yaitu, siapa manusia? Apa makna sehat dan sakit? Bagaimana lingkungan berperan dalam kehidupan? Dan apa tujuan kita sebagai perawat?
Baca Juga: PCOS pada Remaja: Jangan Panik, Hadapi dengan Hidup Sehat
Konsep ini memang tidak terlihat langsung, tapi hadir dalam keputusan kita sehari-hari, baik saat melakukan tindakan di ruang rawat, saat memberi edukasi di masyarakat, saat mendampingi keluarga pasien yang sedang mencari arah, atau bahkan saat bertukar pikiran dengan sejawat. Filsafat keperawatan mengingatkan kepada kita bahwa kesehatan bukan hanya soal menyembuhkan penyakit, tetapi tentang bagaimana seorang memiliki perspektif masing-masing dalam memaknai dan menjalani hidup sesuai nilai dan tujuannya.
Baca Juga: FILSAFAT ILMU DAN EKSISTENSI KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI
Generasi muda sebenarnya memiliki kekuatan besar dalam berpikir kritis, keberanian mempertanyakan sesuatu, dan peduli kepada isu lingkungan dan kemanusiaan merupakan gambaran nyata sejauh mana kita memaknai filsafat. Filsafat ilmu dalam keperawatan mengajarkan kita untuk melihat ilmu keperawatan sebagai pencarian makna yang lebih dalam. Melalui filsafat ilmu, kita diajak untuk memahami bagaimana pengetahuan terbentuk, dasar pengetahuan, dan bagaimana pengetahuan itu diterapkan pada konteks yang berbeda. Filsafat ilmu menekankan pentingnya kritisisme dan refleksi terhadap cara kita memperoleh dan menguji pengetahuan dalam praktik. Ilmu keperawatan bukanlah hal yang statis, melainkan terus berkembang, dipengaruhi oleh nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial yang dinamis. Dengan berlandaskan nilai dan dasar ini, kita bisa menjadi perawat keren yang memiliki logika berpikir dalam menjalankan tugas.
Baca Juga: PERAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGAN PENYAKIT KRONIK
Pada akhirnya, memahami filsafat keperawatan bukan hanya tentang menghapal teori, namun juga mengimplementasikan ke dalam tindakan yang bermakna. Dengan begitu profesi ini tidak hanya menjadi pekerjaan berbasis SOP dan teknis, tetapi ruang untuk saling memaknai, menghormati, dan mendampingi manusia dalam perjalanan hidup. Dan mungkin dari sini jugalah kita sebagai generasi muda memberi kontribusi untuk memastikan bahwa keperawatan itu bergerak maju mengikuti zaman dan tetap berakar pada nilai-nilai dasar yang kita sebut filsafat.