Khusus untuk replanting itu sendiri, terang Agus, perhektarenya akan dibiayai sebesar Rp30 juta dengan maksimum per KK adalah sebanyak empat hektare. Selain itu, juga termasuk program pembersihan lahan, tumbang chiping sampai tertanam kembali.
"Program replanting ini sudah dimulai pada 2017 sampai sekarang. Target kami pertahun 180.000 hektare (Ha) dan di Sumut 20.500 ha pertahun di 15 kabupaten," terangnya.
Namun dari 20.500 ha itu yang sudah keluar rekomendasi teknisnya baru sebesar 1.700 hektare. Karenanya dia mengaku memohon dukungan dari Wagub Sumut karena jumlah itu masih sangat jauh, sedangkan capaian minimalnya 75 persen.
Agus melanjutkan, selain program PSR pihaknya juga memiliki program sarana dan prasarana (sarpras) berupa program kepada petani yang tidak mendapatkan PSR karena produksinya masih bagus. "Program itu berupa bantuan pupuk dan pestisida bahkan ada program peningkatan jalan, jalan rusak, agar akses bisa keluar masuk lebih mudah," sebutnya.
Di samping itu, lanjutnya, program bantuan ekskavator traktor, bantuan pertanian kecil, sertifikasi ISPO, sampai peningkatan ekspor dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) mini juga akan dilaksanakan. Dia menambahkan, ada juga bantuan peningkatan SDM terkait pelatihan tentang budidaya yang baik dan beasiswa kepada anak-anak pekebun mengenai masalah sawit. "Makanya kita membutuhkan dukungan dari Pak Wagub Sumut," pungkasnya.
Turut hadir dalam audensi ini, Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Bahruddin Siregar, Kepala Dinas Kehutanan Herianto, Kepala Dinas Perkebunan Lies Handayani Siregar, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan M Azhar Harahap serta Kepala UPT BIAPL Dinas Kelautan dan Perikanan M Riza Kurma Lubis. (AL)