MEDAN - realitasonline.id | Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagai upaya menekan pandemi Covid 19 memang efektif, tetapi imbasnya juga sangat berpengaruh negatif terhadap masyarakat.
Hal ini dialami Nasrun (43) warga Jalan Denai Gg Mulajadi Kelurahan Tegal Sari Mandala 3 Kecamatan Medan Denai, yang tadinya bekerja sebagai tukang jahit, terpaksa beralih profesi menjadi penjual kerupuk jangek.
Memiliki, mengasuh dan membesarkan 4 anak tentu tidak mudah di era krisis seperti sekarang ini. Mumpung anaknya mau membantu, yah syukurlah. Begitulah kira-kira gambaran raut sedih di wajahnya saat wartawan berkunjung ke rumah kontrakannya itu, Selasa (21/9/2021).
Nasrun dan istrinya, Leni Marlina (40) sudah dua tahun mengontrak di kawasan kumuh tersebut.
Kisah yang menyayat hati justeru terjadi pekan lalu kepada anak mereka yang bernama Adrian (12). Pelajar kelas VI SD Al Washliyah Gg Santun ini tiba-tiba digertak preman yang mengaku kemarin membeli kerupuk jangek kepada Rian pakai uang Rp100 ribu, tetapi kembaliannya belum diberikan.
Rian yang lugu dan bicaranya juga kurang jelas itu menjadi bingung dan tidak tahu berbuat apa-apa. Bagaimana tidak, preman itu mengatakan mereka membeli jangek Rian pagi kemarin, padahal Rian biasanya pagi sekolah meski belajar daring dan luring.
Untung saja, ada seorang ibu bermurah hati lalu menyelesaikan permasalahan Rian dengan mengganti uang 100 ribu itu, sekaligus memborong habis semua jangek dagangan Rian.