MEDAN – realitasonline.id | Gubernur Sumatera Utara (Sumut) meminta masyarakat yang terikat dalam hubungan Dalihan Natolu (Mora – Kahanggi - Anak Boru) dari wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel), berkonsolidasi dan bersatu untuk membangun kampung halamannya.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi saat mengukuhkan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Forum Masyarakat Dalihan Natolu (FORMADANA), sekaligus turut dalam barisan tortor Parosu Tondi, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Sabtu (13/8).
“Saya minta kita semua yang terikat dalam hubungan adat Dalihan Natolu, bersatu membangun daerah kita di Tabagsel,” kata Edy Rahmayadi, yang memimpin langsung sidang musyawarah adat, bersama para raja dari wilayah Angkola, Mandailing, Palas, Paluta, Toba, Dairi, Phakpak, Karo, Simalungun dan dari Tanah Deli sebagai tuan rumah.
Selanjutnya, Edy Rahmayadi juga mengingatkan para perantau Tabagsel, agar turut bersama pemerintah daerah. Bersama-sama menyelesaikan isu stunting yang tengah menjadi konsern pembangunan di wilayah Tabagsel.
“Kita yang berada di kota harus memikirkan masyarakat di kampung tempat asal kakek nenek moyang kita. Karena di sana (wilayah Tabagsel), hari ini lahir 100 orang 47 (diantaranya) stunting” ujar Edy Rahmayadi, yang hadir bersama Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumut Nawal Lubis.
Edy Rahmayadi juga meminta semua perantau agar urunan membangun kampung halamannya. Dengan demikian menurutnya, tujuan pembangunan di wilayah Tabagsel dapat segera dapat diwujudkan.
“Mari kita sama-sama bangun kampung halaman kita. Bila perlu kita patungan. Tinggal nanti kita pisahkan, Gubernur sebagai Gubernur, Edy Nasution sebagai Edy Nasution,” pungkas Edy Rahmayadi yang juga bergelar Mangaraja Sojuangan Perkasa Alam Nasution tersebut.