Dari total pasien tersebut, 63 adalah calon jamaah haji yang sedang berkesempatan menjalani ibadah Arbain, sementara dua lainnya adalah jamaah pasca Arbain.
Baca Juga: Ustaz Khalid Basalamah: Ini Cara Agar Hewan Kurban Kambing Tidak Menyebabkan Kelestrol Tinggi
Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Makkah, A Ardjuna mengatakan calon jamaah haji yang mengalami masalah kesehatan saat tiba di Kota Makkah kemungkinan karena faktor kelelahan di perjalanan, bisa pula karena sebelumnya calon jamaah haji tersebut beraktivitas terlalu berlebihan selama di Madinah.
"Calon jamaah haji yang saat ini masih di Madinah diharapkan memperhatikan betul waktu istirahat. Harus ada jeda yang cukup sebelum menunaikan aktivitas lain dan juga jangan memaksakan diri,” ujarnya saat memberi keterangan di Sektor 10/05 Makkah.
Menurutnya, manajemen istirahat sangat krusial karena berpengaruh pada ritme kerja fisik. Jamaah yang tak pandai mengatur jeda dikhawatirkan mengalami gangguan kesehatan sebelum puncak haji tiba. “Bagi jamaah yang sudah tiba di Makkah, tolong perhatikan waktu istirahat. Jangan buru-buru menunaikan umrah wajib bila merasa kondisi belum prima,” imbaunya.
Baca Juga: Hukum Wanita Menyembelih Hewan Kurban
Dilaporkan juga untuk beribadah di tanah suci dilakukan serba jalan kaki. Total jarak dan langkah kaki yang dibutuhkan untuk tawaf dan sa'i, dua rukun umrah dan haji yang harus dijalani tiap jamaah. Hasilnya, total tempuh mencapai sekitar 6 kilometer untuk tujuh kali mengelilingi Ka'bah ketika tubuh berjarak 3-5 meter dari Ka'bah, dengan total langkah kaki di angka sekitar 8.000.
Semakin menjauh dari Ka'bah, semakin besar total kilometer keliling dan jumlah langkah yang dihasilkan.
Sementara sa'i, dengan jarak Shafa-Marwa kurang lebih 450 meter, membutuhkan panjang tempuh sekitar 3 kilometer atau sekira 4.000 langkah kaki. Dengan demikian, beban jarak dan langkah kaki yang mesti ditempuh jamaah hanya untuk tawaf dan sa'i bisa tembus di angka 9 kilometer atau sekitar 12.000 langkah kaki. Dalam periode puncak haji yang padat jamaah, total ini sangat mungkin naik. Ini belum menghitung total tempuh jalan kaki dari dan ke terminal, jalan kaki ke toilet, atau lainnya.
Baca Juga: Ribuan Umat Buddha Sumut Turun Ke Candi Bahal Paluta Rayakan Hari Trisuci Waisak 2023
Tawaf dan sa'i pada umrah wajib barulah permulaan. Jamaah harus melakukannya lagi selepas wukuf, mabit di Muzdalifah dan Mina, serta lempar Jumrah. Inilah periode kritis itu.
Ketua PPIH Subhan Chalid mengatakan, jamaah akan meninggalkan Makkah pada tanggal 8 Dzulhijjah untuk menginap di Arafah. Sore harinya mereka berangkat menuju ke Muzdalifah. Begitu melewati tengah malam, mereka lantas bergerak ke Mina.
"Nah, di Mina ini perlu energi karena ada kegiatan lempar jumrah setiap harinya dan tidak ada (kendaraan) angkutan," ujarnya.
Baca Juga: Sambut Perayaan Waisak 2023, Anggota DPRD Medan Kunjungi 5 Bayi Stunting
Konsekuensinya, seluruh jamaah harus serba jalan kaki, minimal dari pemondokan ke tenda Mina. Menurut Subhan, jarak terdekat Mina dengan pemondokan berkisar tiga kilometer. Artinya, jika ditempuh pergi dan pulang, mencapai minimal enam kilometer. Ada pula pemondokan yang berjarak sampai tujuh kilometer, alias 14 kilometer bila ditempuh bolak-balik.