medan

Tehnik Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Senin, 30 September 2024 | 06:30 WIB
Sartika Hutahaean, S.Kep., Ners. (Realitasonline.id/Dok)

Oleh: Sartika Hutahaean, S.Kep., Ners & Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS (Program Magister Ilmu Keperawatan F.Kep USU)

Hipertensi adalah salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Hipertensi juga menjadi penyebab kematian dengan angka 23,7% dari total 1,7 juta kematian di Indonesia tahun 2016 (Anitasari, 2019).

Prevalensi hipertensi di Provinsi Sumatera Utara mencapai 6.7% dari jumlah penduduk di Sumatera Utara, berdasarkan data Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan (Kementrian Kesehatan RI, 2014).

Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013;Ferri, 2017).

Baca Juga: Jangan Konsumsi Makanan Hasil Rekayasa Genetika, dr Zaidul Akbar: Ngeri Banget Loh!

Relaksasi otot progresif memberikan hasil yang memuaskan dalam program terapi terhadap ketegangan otot, menurunkan ansietas, memfasilitasi tidur, depresi, mengurangi kelelahan, kram otot, nyeri pada leher dan punggung, menurunkan tekanan darah yang tinggi, fobia ringan, serta meningkatkan konsentrasi (Davis,
2012).

Ada 15 gerakan yang dapat dilakukan dalam tehnik terapi relaksasi yaitu: Menggenggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan ini semakin kuat, sambil merasakan ketegangan, kemudian kepalan dilepaskan dan rasakan rileks selama 10 detik.

Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali. Kemudian dilanjutkan tangan kanan. Gerakan selanjutnya menekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot-otot di tangan bagian belakang pada pergelangan tangan sehingga otot-otot ditangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari jari menghadap ke langit-langit.

Baca Juga: 3 Cara Minum Air Putih dengan Benar, dr Zaidul Akbar: Kurangi Minum Es, Ginjal Bisa Bermasalah

³Dilanjutkan menggenggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot-otot biceps akan menjadi tegang.

Dilanjutkan dengan Gerakan mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa hingga menyentuh kedua telinga. Gerakan ini kontras ketegangan yang terjadi di bahu,
punggung atas, dan leher.

Selanjutnya mengerutkan dahi dan alis sampai otot ototnya terasa dan kulitnya keriput. Dan menutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata serta otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.

Dilanjutkan mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigi sehingga ketegangan di sekitar otot-otot rahang. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.

Meletakkan kepala sehingga dapat beristirahat, kemudian diminta untuk menekankan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga responden dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.

Halaman:

Tags

Terkini

Kota Medan Kirim 5 Armada Damkar ke Aceh Tamiang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43 WIB

UMP Sumut 2026 Naik 7,9 Persen Kini jadi Rp3.228.971

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:07 WIB