medan

Imunisasi, Investasi Kesehatan yang Sering Diabaikan

Rabu, 10 Desember 2025 | 09:33 WIB
Adelina Rizki Wardani Rangkuti, S. Tr. Kep., Ns. (Realitasonline.id/Dok)

Oleh: Dr. Siti Zahara Nasution, S. Kp, MNS & Adelina Rizki Wardani Rangkuti, S. Tr. Kep., Ns (Program Studi Magister Ilmu Keperawatan USU)

Realitasonline.di - Saya ingin memulai dengan cerita kecil: seorang ibu baru saja membawa bayinya pulang ke rumah sakit. Wajahnya lelah tetapi penuh harap. Ia bertanya pelan, “perlukah vaksin ini sekarang, Bu?”, suaranya penuh keraguan, bukan karena ia tak peduli, melainkan karena ia dihujani informasi yang membuat bingung. Di sinilah peran imunisasi, bukan hanya jarum dan dosis, tetapi juga harapan untuk malam-malam tenang, untuk anak tumbuh tanpa takut penyakit yang bisa dicegah.

Baca Juga: Burnout Perawat ICU: Ketika Lelah Emosional Menjadi Alarm Kemanusiaan

Imunisasi selalu terasa seperti modal yang sederhana, sekali suntik dengan manfaat seumur hidup. Tetapi ironisnya sering kali diabaikan dalam perencanaan dan prioritas kesehatan. Padahal data bersuara tegas, imunisasi mencegah jutaan kematian tiap tahun dan menyelamatkan generasi. WHO memperkirakan bahwa imunisasi saat ini mencegah sekitar 3,5-5 juta kematian setiap tahun dari penyakit seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza dan campak. Selanjutnya data WHO pada tahun 2022, jumlah anak yang tidak mendapatkan imunisasi atau disebut dengan zero dose di tingkat global yaitu 14,3 juta anak. Data ini menunjukkan penurunan dari tahun 2021 yaitu 18,1 juta anak, kondisi ini sudah hampir menyamai situasi saat sebelum pandemi di tahun 2019 yaitu 12,9 juta anak. Sementara di Indonesia, jumlah anak yang belum di imunisasi lengkap sejak 2018 sampai tahun 2023 adalah 1,879,829 anak (Kemenkes RI, 2024).

Baca Juga: Generasi Lemas: Mengungkap Fakta Anemia Remaja di Indonesia

Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran paradigma sehat bahwa upaya promotif dan preventif merupakan hal terpenting dalam peningkatan status kesehatan. Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah penularan penyakit dan sangat berperan dalam menanggulangi masalah kesehatan. Dengan demikian, anak tidak mudah tertular infeksi, tidak mudah menderita sakit, pencegahan terjadinya wabah dan mencegah kemungkinan terjadinya kematian karena suatu penyakit.

Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi merupakan suatu keharusan. Kegiatan imunisasi adalah proses memberikan vaksin yang merupakan produk atau zat yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk menstimulasi sistem imun. Perlu dipahami juga bahwa jika anak mendapatkan imunisasi, berarti diberikan

kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Kepatuhan imunisasi dasar adalah kelengkapan imunisasi yang didapatkan bayi yang terdiri dari imunisasi HB 0 1 kali, BCG 1 kali, pentavalen (DPT-HB-Hib) sebanyak 3 kali, poli sebanyak 5 kali, PCV 3 kali, rotavirus 3 kali dan campak 1 kali sebelum berusia satu tahun (Kemenkes RI, 2024).

Baca Juga: Perawat dan Filsafat Ilmu: Menyembuhkan Tubuh, Menyentuh Jiwa

Dengan memahami imunisasi, maka kita harus pula memahami jenis imunisasi dan manfaatnya yang luar biasa bagi anak. Jenis imunisasi polio bermanfaat untuk mencegah penyakit infeksi virus polio. Vaksin PCV bermanfaat untuk mencegah penyakit radang paru, radang selaput otak, dan radang telinga. Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah penyakit infeksi hati. Vaksin Rotavirus untuk mencegah diare berat. BCG untuk mencegah penularan tuberculosis dan polio. Vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks. Campak Rubella untuk mencegah penyakit campak dan rubella yang mudah menular. Dan DPT-HB-Hib untuk mencegah polio, difteri, batuk rejan, tetanus, hepatitis B, meningitis dan pneumonia.

Terkadang, ada orang tua yang mengeluhkan anaknya tidak ingin diimunisasi karena anaknya demam, bengkak, dan lainnya jika diimunisasi. Padahal dapat diketahui bahwa demam ringan sampai tinggi, bengkak, kemerahan, agak rewel. Itu adalah reaksi yang umum terjadi setelah imunisasi. Reaksi tersebut umumnya akan hilang dalam 3-4 hari, walaupun kadang-kadang berlangsung lama, dapat memberikan obat penurun panas tiap 4 jam, kompres air hangat, perbanyak konsumsi cairan ataupun segera kontrol ke dokter. Mengapa? Karena imunisasi itu penting dalam jangka waktu yang panjang akan memberikan kekebalan bagi tubuh anak agar terhindar dari serangan penyakit. Maka untuk orang tua yang ingin mengimunisasi anaknya, jangan takut. Karena imunisasi merupakan investasi tubuh sehat untuk anak dan masa depan anak.

Baca Juga: Saat Hujan Turun, ISPA Mengintai Anak Kenali, Cegah, dan Tangani Sebelum Terlambat

Bagi orang tua yang akan membawa anaknya untuk diberikan vaksin, harus paham bahwa apabila bayi mau diimunisasi bayi harus dalam kondisi benar-benar sehat. Karena, imunisasi yang diberikan pada bayi yang tidak sehat akan menjadi tidak efektif atau malah berubah menjadi penyakit. Saat bayi di imunisasi, penting untuk memastikan kondisinya sehat karena sistem kekebalan tubuh yang sedang sakit atau lemah mungkin tidak dapat merespons vaksin dengan baik, bahkan bisa memicu efek samping yang lebih parah.

Sebagai seseorang yang belajar keperawatan, saya melihat imunisasi bukan semata tugas administratif atau teknis. Namun ada aspek kemanusiaan di dalamnya, di mana imunisasi berarti mencegan penyakit, memberi manusia (bayi, anak, orang dewasa) kesempatan untuk hidup sehat, tumbuh, belajar, mencintai dan berkarya, Imunisasi bisa menjadi bentuk keadilan kesehatan, bagi anak yang tinggal di perkotaan dan pedesaan, atau daerah terpencil, semua. mendapat kesempatan yang sama untuk hidup sehat. Kemudian setiap kali seorang ibu membawa bayinya untuk imunisasi, atau setiap kali perawat mengulurkan janım vaksin dengan tenang dan penuh empati, maka itu adalah momen kecil yang punya makna besar, di mana harapan tumbuh, nisiko penyakit berkurang dan masa depan sehat terbuka.

Tags

Terkini

Kota Medan Kirim 5 Armada Damkar ke Aceh Tamiang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43 WIB

UMP Sumut 2026 Naik 7,9 Persen Kini jadi Rp3.228.971

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:07 WIB