Realitasonline.id | Allah banyak berfirman tentang sifat atau ciri-ciri sebagian orang yang berbuat maksiat dalam Al-Qur'an. Hal ini agar hamba-hamba-Nya terhindar dari perbuatan-perbuatan tersebut.
Misalnya dalam surah Al-Maun, Dia memberitahukan sebagian orang untuk menjadi pendusta agama.
Tanda-tanda orang yang mengingkari agama dalam surah Al-Maun terdapat pada ayat 1-3:
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ
Baca Juga: Tak Hanya Tahajud, Inilah 3 Jenis Shalat Malam
Arab Latin: a ra`aitallażī yukażżibu bid-dīn fa żālikallażī yadu"ul-yatīm wa lā yaḥuḍḍu 'alā ṭa'āmil-miskīn
Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin.
Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menjelaskan konteks turunnya wahyu pada ayat 1-3 surah Al-Maun.
Baca Juga: Luar Biasa Ngeri! Ini Peringatan untuk Orang yang Berzina, Baca Surah Al Isra Ayat 32
Khususnya pada zaman Nabi Saw, ada yang menyembelih unta setiap minggunya. Mengenai siapa sebenarnya laki-laki itu, masih ada perdebatan, namun ada yang mengatakan bahwa itu adalah Abu Sufyan, atau Abu Jahal, atau al-Ash bin Walid, atau yang lainnya.
Suatu hari, saat sedang melakukan penyembelihan rutin, datanglah seorang anak yatim piatu dan meminta daging unta untuk dimakan.
Namun sang penjagal menolak memberi, bahkan mengusir anak yatim tersebut sambil memaki dan menghinanya.
Baca Juga: Kenapa Manusia Disebut Khalifah di Bumi? Jawabannya Ada di Surah Al Baqarah Ayat 30
Dengan adanya kejadian tersebut maka diturunkanlah surah ini sebagai pengingat untuk tidak berperilaku demikian, yang tergolong sifat pendusta agama.
