Jakarta - Realitasonline.id | Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) lakukan dialog capres (calon presiden) 2024, dengan mendaulat capres nomor urut 1 Anies Baswedan, membincangkan masalah netralitas pers dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun mengatakan, dialog Capres bersama PWI bagian dari agenda perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2024, puncak acaranya akan berlangsung di Jakarta, 9 Februari 2024.
"Sebelum dengan Capres Anies Baswedan, PWI sudah menggelar dialog dengan Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Kamis kemarin (30/11/2023), di tempat yang sama, Kantor PWI Pusat Gedung Dewan Pers Jalan Kebon sirih Jakarta.
Baca Juga: Anies Baswedan Sebut IKN Ciptakan Ketimpangan, Presiden Jokowi : Tidak Ingin Jawa Sentris
Dalam dialog itu, Anies berharap pers harus netral dan objektif. Tapi, dalam hal-hal tertentu, misalnya melihat kejahatan, jelas harus berpihak memerangi kejahatan.
Namun dalam menjalankan fungsi kontrol sosial, menurut Anies, pers tidak hanya mendidik masyarakat dengan membuka ruang kritik, juga memberikan ruang yang sama kepada pemerintah, guna menjawab kritik tersebut dengan data dan fakta yang dimiliki.
Baca Juga: Kampanye Pilpres 2024, Cak Imin Sampaikan Tolak Politik Identitas Saat Blusukan Ke Kawasan Pecinan
Mantan Gubernur DKI ini juga berharap pers harus menghindari berita- berita provokatif, karena dapat memperkuat polarisasi di masyarakat, apalagi saat masa kampanye jelang Pemilu 2024.
"Berita-berita provokatif hanya akan menguntungkan buzzer dan memperkuat polarisasi di masyarakat. Jadi, jangan beri "feeding" kepada buzzer," ujar Capres Anies Baswedan.
Karena, selama menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, tidak pernah menggunakan buzzer untuk melawan kritik masyarakat. Justru, sebagai penjabat negara selalu membuka ruang kritik untuk publik.
Jika nanti ditakdirkan terpilih sebagai presiden pun, Anies Baswedan berjanji tidak akan menggunakan buzzer.(mis)