Meski sempat vakum akibat situasi politik dalam perang mempertahankan kemerdekaan, BRI aktif kembali pascaperjanjian Renville pada 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat.
Pada waktu itu melalui Perpu No. 41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM).
Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
Baca Juga: Mobil Pribadi Masih Jadi Angkutan Favorit Liburan Natal dan Tahun Baru 2024
Miliki 4 Teras Kapal Bahtera Seva
Keberadaan empat Teras BRI Kapal menjadi begitu penting bagi perekonomian di beberapa wilayah kepulauan di Indonesia.
Tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat pulau, Teras BRI Kapal juga membantu misi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan inklusi keuangan.
Sebab, keberadaan bank terapung ini membuat BRI dapat memberikan layanan perbankan bagi masyarakat di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).
Baca Juga: Harga Bahan Pokok di Medan Melonjak Jelang Natal dan Tahun Baru 2024
Bahtera Seva I melayani masyarakat di Kepulauan Seribu, Teras BRI Kapal Bahtera Seva II melayani wilayah Labuan Bajo dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, seperti Pulau Longos, Pulau Boleng, Pulau Seraya Besar, dan Pulau Rinca.
Selain itu, ada juga Bahtera Seva III, yang melayani masyarakat di wilayah Halmahera.
Sementara itu Bahtera Seva IV melayani masyarakat di wilayah Kepulauan Anambas.
Baca Juga: Antara Investasi Atau Traveling, Mana Yang Lebih Dipilih Generasi Milenial ?
Satu satunya bank yang memiliki dan mengoperasikan satelit sendiri, BRIsat
BRIsat menjadikan BRI sebagai bank pertama dan satu-satunya di dunia yang memiliki sekaligus mampu mengoperasikan satelit sendiri.