Morowali - Realitasonline.id | Tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) meledak pada Minggu, (24/12/23) kemarin.
Ledakan tungku smelter PT ITSS tersebut berada di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Mengutip dari laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, ITSS adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan mineral logam dan produksi stainless steel.
Baca Juga: Gugur di Papua, Jenazah Kopda Hendrianto di Pulangkan Ke Jambi
PT ITSS mendapatkan izin beroperasi dari 2019 hingga 2049 nanti dan diketahui berada di bawah naungan perusahaan dari Cina.
Adapun pemegang sahamnya di antaranya adalah Tsingshan Holding Group Company Limited, Tsingtuo Group Co. Ltd., Hanwa Company Limited, Ruipu Technology Group Company Limited.
ITSS adalah pabrik peleburan nikel di Indonesia yang merupakan bagian dari program pembangunan transnasional ambisius Cina yang dikenal sebagai Belt and Road Initiative.
Baca Juga: BRI Hadirkan Platform Training Virtual Canggih BRISMARTVERSE, Terus Kembangkan Kapasitas Pekerja
Selain itu, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) juga memiliki sejumlah 10 persen saham.
PT IMIP merupakan satu-satunya perusahaan dari Indonesia yang menjadi pemegang sahap di perusahaan PT ITSS ini.
Insiden itu telah menewaskan pekerja baik dari Cina dan Indonesia sebanyak 19 orang. Secara rinci, tenaga kerja asing (TKA) Cina yang tewas sebanyak 8 orang dan pekerja Indonesia 11 orang.
Baca Juga: KKB di Papua Lakukan Serangan Saat Perayaan Natal, Satu Prajurit Gugur dan Satu Kritis
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Mao Ning pun telah buka suara dalam jumpa pers pada Senin (25/12/23) lalu.
Dia mengatakan turut berbelasungkawa atas banyaknya korban akibat insiden tesebut.