(Sumber pict: Radar Bromo)
Realitasonline.id - Terik mentari pagi itu enggan beranjak menuju peraduannya, semilir angin dengan sedikit hawa panas pun bertiup seakan menyempurnakan garangnya hari kala itu.
Di belahan pulau Sumatera bagian utara, Jum’at, 20 Januari 2023, Muhammad Azri, seorang anak berperawakan kurus dengan kulit kecoklatan berusia 9 tahun yang terlihat siaga mengawasi jejeran buah-buahan di hadapannya.
Sambil duduk bersandar dan tertawa kecil memandangi gawai digenggamannya, ia sontak berdiri ketika dihampiri. Bocah itu, mengembangkan senyum manisnya.
Baca Juga: Kisah Inspiratif! Ajib dan Lika-Liku Sebagai Pedagang Kerupuk Keliling
“Tidak sekolah, Dik?” tanyaku mengisi perbincangan yang memang sudah kupersiapkan saat pertama kali melihatnya.
“Sekolah, Kak. Nanti masuknya jam 2,” jawabnya dengan suaranya yang sengau samar-samar hampir tak terdengar karena lalu lalang suara knalpot kendaraan.
Sesekali ia mengusap peluh yang menetes di pelipisnya, menyibak sekantong plastik yang hendak diisi beberapa buah siap dijual.
Azri adalah anak kedua dari tiga bersaudara, kini duduk dibangku kelas 3 di MTS Al-Hidayah Desa Muliorejo.
Setiap hari, ia berdagang buah dari pagi hingga tengah hari menggantikan sang Ibu di Pasar Komplek Cina.
Pasalnya, Ayah Azri mengalami kecelakaan. Ibunya sebisa mungkin menyempatkan diri mengurus sang Ayah sebelum nantinya mesti bergantian berdagang buah dengan Azri.
“Ayah habis kecelakaan saat hendak mendorong kereta yang mogok, ini gantian sama Ibu berdagangnya,” ujar Azri ketika berbincang-bincang bersama awak media, suaranya perlahan memberat seperti ada yang tertahan ditenggorokkannya.
Baca Juga: Meruntuhkan Stereotip: Kisah Inspiratif Model Cantik dengan Down Syndrome