Realitasonline.id - Semakin besar lingkaran pergaulan atau lingkaran pertemanan kita, maka biasanya kita juga sering bertemu dengan orang-orang dengan kepribadian berbeda-beda, termasuk introvert.
Introvert dikenal tertutup dan terkesan diberi “label” tertentu oleh lingkungan sosialnya. Merekangnya, tidak semua keyakinan tersebut mewakili sifat introvert yang sebenarnya.
Jangan cepat menilai seseorang hanya berdasarkan perkataannya saja. Lima hal yang sering dikaitkan dengan introvert ini ternyata hanyalah mitos belaka.
Baca Juga: Ingin Profil LinkedIn Kamu Dilirik HR? Simak Tips dan Trik Berikut Ini!
- Pendiam dan pemalu
Introvert sering dianggap sebagai orang yang pendiam dan pemalu. Faktanya, mereka dapat berbicara dengan baik dan memiliki kepercayaan diri yang cukup. Introvert hanya ingin mengamati sekelilingnya dengan cermat sebelum berbicara dalam waktu lama atau keluar di depan umum.
Bahkan, ia secara sadar memilih bungkam dan membatasi intensitas penampilannya "di depan layar". Bukan karena mereka kurang percaya diri atau tidak suka berbicara di depan banyak orang.
Introvert tidak suka pamer dan tidak merasa nyaman menjadi pusat perhatian. Istimewanya mereka juga bisa banyak ngobrol kalau nyaman lho.
- Dianggap anti sosial yang kesepian
Padahal, hanya karena introvert jarang berkumpul dan bermain bersama, tidak sepenuhnya benar apakah seseorang itu antisosial atau tidak.
Pasalnya, antisosialitas sendiri merupakan gangguan psikologis, dan label yang diberikan kepada introvert hanyalah akibat dari kurangnya interaksi sosial. Lebih buruknya lagi, introvert juga dipandang sebagai penyendiri.
Padahal, mereka sekadar merasa nyaman saat sendirian atau bersama teman satu frekuensi. Bahkan bagi para introvert, jumlah komunitas yang terdaftar tidak pernah menjadi ukuran valid untuk mengukur tingkat kesepian seseorang.
- Tidak punya teman
Introvert yang tidak suka bersosialisasi, sering menyendiri, dan jarang ditemani banyak orang, tidak membiarkan dirinya percaya bahwa dirinya tidak punya teman.
Introvert merasa bahwa kualitas dan frekuensi pertemanan lebih penting daripada kuantitas. Karena prinsip ini, orang mengira introvert hidup tanpa teman.
Faktanya, para introvert percaya bahwa lebih baik menghabiskan waktu bersama teman-teman yang sama, yang tidak harus populer, namun mereka merasa nyaman, daripada mengenal sekelompok orang yang mereka anggap aneh atau bahkan toksik.