realitasonline.id - Pada akhir perdagangan Selasa (16/1/2024) Indeks utama Wall Street ditutup turun di pasar spot, setelah laporan pendapatan Morgan Stanley dan Goldman Sachs yang beragam menekan saham bank.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Hampir Tidak Berubah Setelah Terombang-ambing Antara Keuntungan dan Kerugian
Sedangkan, aksi jual saham Boeing dan Apple membebani S&P 500. Di mana indeks S&P 500 turun 0,37% ke level 4.765,98,
Sementara, Nasdaq turun 0,19% ke level 14.944,35, dan Dow Jones Industrial Average turun 0,62% ke level 37.361,12.
Namun, dari 11 indeks sektor S&P 500, 10 indeks melemah, dipimpin oleh sektor energi yang turun 2,4%, diikuti oleh penurunan sektor material sebesar 1,2%. Sedangkan indeks teknologi naik 0,4%.
Baca Juga: Wall Street Bergerak Tipis-tipis di Pasar Spot Dikerek Data Inflasi yang Lebih tinggi dari perkiraan
Diketahui, saham Morgan Stanley anjlok 4,2% ke level terendah dalam lebih dari satu bulan setelah membukukan laba kuartalan yang lebih rendah.
Sementara saham Goldman Sachs naik 0,7% setelah melaporkan kenaikan laba sebesar 51%.
Di sisi lain, Indeks bank S&P 500 merosot 1,2% ke level terendah dalam satu bulan setelah bank-bank besar AS lainnya melaporkan laba yang lebih rendah pada hari Jumat.
Baca Juga: Tiga Indeks Utama Wall Street Menghijau Didongkrak Saham-saham Megacaps
Saham Apple turun 1,2% setelah menawarkan diskon pada iPhone-nya di China sebagai respons terhadap ketatnya persaingan di sana.
Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 13 miliar saham dengan rata-rata 12,1 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Pejabat Federal Reserve Christopher Waller meredam sentimen dengan mengatakan tidak boleh terburu-buru menurunkan suku bunga meskipun ia lebih yakin inflasi berada pada jalur yang tepat untuk memenuhi target The Fed sebesar 2%.
Para pedagang mengurangi ekspektasi bahwa The Fed mungkin akan mulai menurunkan suku bunganya pada bulan Maret, seiring dengan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.