Jadi tanyakan pertanyaan dan gali dia. Kemudian, dengarkan apa yang dia katakan dan cara dia mengatakannya.
Sebaiknya bertanya dengan pendek, langsung ke intinya dengan tepat. Jika kamu hanya bertanya bagaimana keluarganya? Kamu mungkin hanya akan mendapat jawaban bertele-tele yang tidak penting.
Jika kamu bertanya sekarang dia sedang baca buku apa? Kamu mungkin bisa mengumpulkan beberapa informasi pribadi.
Baca Juga: Inilah Cara Membaca Pikiran Orang Lain, 7 Gerakan Bola Mata Bisa Ungkap Emosi yang Tersembunyi
3. Perhatikan hal yang tidak biasa dari tindakan dan perkataannya. Jika kamu sudah cukup mengenal orangnya, perhatikan hal-hal dari dia yang menurut kamu tidak biasa.
Tapi ingat, satu tindakan dari satu orang bukan berarti memiliki arti yang sama jika dilakukan orang lain.
Jika ada sesuatu yang tidak biasa, kamu harus merasa penasaran, paling tidak awalnya.
Mungkin dia memang sedang lelah atau habis bertengkar, dimarahi bos, atau sedang mengalami masalah pribadi yang sedang dipendam.
Jangan membuat asumsi dari tanda-tanda yang dikeluarkannya jika kamu belum tahu detilnya.
4. Simpulkan dari lebih banyak tanda. Melihat satu tanda tidak akan bisa membuat kamu sampai ke kesimpulan yang akurat.
Dia misalnya gelisah ketika duduk karena kursi yang saat itu dia pakai memang tidak nyaman.
Jika kamu bergantung pada tanda-tanda non verbal, pastikan kamu mendapatkan tiga atau empat tanda sebelum mulai membuat asumsi.
Cari pertanda dari perkataan, nada bicara, gerakan tubuh dan raut wajahnya. Setelah kamu mendapat tanda dari semua itu, kamu mungkin bisa menebak.
Tapi tentu saja, untuk memastikan tebakan kamu benar atau tidak kamu bisa langsung menanyakannya.