realitasonline.id -Pada perdagangan Kamis (18/1/2024) Wall Street menguat di pasar spot. Kenaikan Wall Street disokong oleh optimisme AI yang mengangkat keuntungan.
Di mana saham S&P 500 berakhir mendekati rekor tertinggi karena optimisme AI mengangkat keuntungan Nvidia dan produsen chip lainnya.
Sementata Dow Jones Industrial Average naik 0,54% menjadi 37.468,61. Nasdaq Composite menguat 1,35% menjadi 15.055,65.
Hal ini membuat saham S&P 500 naik 0,88% ke 4.780,94. Indeks acuan tersebut turun hanya 0,3% dari rekor penutupan tertinggi pada Januari 2022.
Di sisi lain, harga saham Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC) yang terdaftar di AS melonjak hampir 10%.
Pembuat semikonduktor kontrak terbesar di dunia ini memproyeksikan pertumbuhan pendapatan lebih dari 20% pada tahun 2024 karena meningkatnya permintaan akan chip kelas atas yang digunakan dalam aplikasi kecerdasan buatan.
Harga saham produsen chip kelas berat Nvidia naik 1,9% ke rekor tertinggi dan merupakan perusahaan yang paling banyak diperdagangkan di Wall Street.
Nilai transaksi saham Nvidia hampir US$ 28 miliar. Harga saham Advanced Micro Devices naik 1,6% dan juga mencatat rekor tertinggi.
Broadcom, Qualcomm, dan Marvell Technology masing-masing naik lebih dari 3%. Indeks semikonduktor Philadelphia SE menguat 3,4% dan mendekati rekor tertinggi pada Desember 2023.
“AI telah menyebabkan industri ini mengalami peningkatan yang signifikan, dan menurut saya hal ini tidak akan berhenti dalam waktu dekat,” kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management kepada Reuters.
Harga saham Apple melonjak 3,3% setelah BofA Global Research meningkatkan saham pembuat iPhone tersebut menjadi beli dari netral. Hal ini membantu indeks teknologi informasi S&P 500 naik 2% dan mencapai rekor tertinggi.
Data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pada minggu lalu ke level terendah pada akhir tahun 2022. Data ini menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang solid pada bulan Januari.
Wall Street telah goyah dalam beberapa hari terakhir karena investor menjadi kurang yakin bahwa Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Maret.
S&P 500 melemah pada hari Selasa dan Rabu menyusul data penjualan ritel bulan Desember yang kuat. Indeks saham juga turun setelah para pembuat kebijakan menurunkan ekspektasi untuk memulai penurunan suku bunga lebih awal.