Realitasonline.id - Belitung Timur | Bupati Belitung Timur (Beltim) Burhanudin mengatakan generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam merawat kebhinekaan dan memperkuat pendidikan karakter.
Hal ini harus dilakukan mengingat adanya perbedaan yang ada di masyarakat seperti memiliki beragam suku, agama, budaya, dan bahasa.
Tentunya, peran generasi muda menjadi kunci penting dalam membangun kebhinekaan dan persatuan.
"Dengan menghargai perbedaan itu generasi muda dapat membangun kebersamaan yang kuat dan menghindari konflik dan berbagai permasalahan,” kata Burhanudin yang akrab disapa Aan saat menjadi narasumber seminar di SMA Negeri 1 Manggar beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Ada Proyek 'Siluman' Asal Jadi di Aceh Selatan, Begini Tanggapan Kejati Aceh
Salah satunya kata Aan disebabkan karena faktor budaya yakni tradisi pernikahan dini.
Begitu juga faktor kemampuan ekonomi masyarakat yang tidak memadai sehingga anak putus sekolah.
“Kami melihat tidak sedikit anak-anak yang putus sekolah atau drop out termasuk anak menikah usia dini dan faktor ekonomi keluarga. Untuk itu guru-guru sebelum mengajar kenali dulu kultur budaya setempat dan kenali siapa yang dididik," katanya.
Baca Juga: Jaga Komunikasi dengan Teman Anda! Ini Hal yang Perlu Kamu Hindari Ketika Ngobrol dengan INFJ
Kata dia, ini merupakan strategi pembelajaran di sekolah yang ampuh untuk membangun dan mengembangkan pendidikan multikultural yang lebih baik.
Baca Juga: Bobby Nasution Ajak Jemaat HKI Wujudkan Pemilu Aman, Damai, dan Berkualitas
Di sisi lain, Kepala Sekolah SMAN 1 Manggar Sabarudin menjelaskan untuk memperkuat pendidikan karakter dalam bingkai merdeka belajar, peran guru atau tenaga pendidik sangat penting dalam mendidik generasi muda agar memiliki karakter yang kuat.
Baca Juga: Ketua KPU Kota Padangsidimpuan: Peran Pers Sampaikan Informasi Pemilu sangat Dibutuhkan
“Kami melihat unsur karakter sangat penting dalam membentuk generasi muda di tengah-tengah perbedaan. Karena itu, guru harus punya pemahaman yang baik bagaimana melaksanakan program kebhinekaan di sekolah atau di lingkungan yang keras,” kata Sabarudin. (HY)