REALITASONLINE.ID | Dark Triad terdiri dari tiga sifat kepribadian, yaitu Narsisme, Machiavellianism, dan Psikopati. Sifat ini termasuk dalam dark psychology, sisi gelap ilmu psikologi yang disalahgunakan.
Meskipun sifat-sifat ini sering dikaitkan dengan perilaku negatif, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa individu yang mempunyai campuran sifat Dark Triad ini bisa mencapai tingkat keberhasilan tertentu. Lalu, alasan di balik keberhasilan mereka bisa kita kaitkan dengan sejumlah faktor.
Ketegasan dan Kepercayaan Diri yang berasal dari Narsisme
Individu-individu dengan ciri-ciri narsisme biasanya memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi dan keyakinan bahwa mereka adalah individu yang istimewa.
Kepercayaan diri ini tentunya bisa menjadi kekuatan dalam situasi seperti wawancara pekerjaan atau presentasi bisnis.
Mereka cenderung tidak terlalu terpengaruh oleh keraguan diri serta pandangan orang lain dan bisa memanfaatkan peluang dengan lebih percaya diri.
Keahlian dalam Menyusun Strategi dan Bersifat Taktis dari Machiavellianism
Sifat Machiavellianism berkaitan dengan kecerdasan taktis dan strategis. Individu yang memiliki sifat ini bisa mempunyai kemampuan dalam membaca situasi dengan cermat, merancang strategi yang efektif, dan memahami bagaimana memanfaatkan kelemahan orang lain.
Keahlian ini dapat membantu mereka mencapai tujuan dengan cara yang lebih efektif, terutama dalam konteks bisnis atau kepemimpinan.
Ketidakpedulian terhadap Norma Sosial yang Berasal dari Psikopati
Meskipun sifat psikopati cenderung dikaitkan dengan kekurangan empati dan ketidakmampuan merasakan rasa bersalah, hal ini juga bisa diartikan sebagai ketidakpedulian terhadap norma sosial yang mungkin membatasi inovasi atau tindakan yang dianggap "di luar batas" atau kelewatan.
Beberapa individu yang mempunyai sifat ini bisa lebih bersedia untuk mengambil risiko atau melanggar norma-norma yang tidak sesuai dengan visi atau tujuan mereka.
Fokus pada Tujuan Pribadi
Individu dengan sifat Dark Triad cenderung memiliki fokus yang kuat pada tujuan pribadi mereka. Mereka tidak terlalu terganggu oleh perasaan bersalah atau perasaan empati yang dapat menghambat keputusan yang bersifat pragmatis.
Fokus ini dapat membantu mereka mencapai tujuan mereka dengan lebih tegas, terutama jika tujuan tersebut bersifat ambisius.
